Pemprov tak Keberatan Kepulauan Kangean Jadi Penjara Bandar Narkoba

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan tak keberatan salah satu pulaunya di wilayah Kepulauan Kangean, Madura, akan dibangun penjara khusus bandar narkoba sebagaimana rencana Badan Narkotika Nasional (BNN).

“Kalau itu untuk mendukung program dan kebijakan Pemerintah Pusat dalam hal ini BNN, kami rasa tak keberatan,” ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf ketika dikonfirmasi dari Surabaya, Sabtu (28/11/2015).

Gus Ipul, sapaan akrabnya, mengakui rencana BNN tersebut tidak lepas dari adanya bekas penjara atau lembaga permasyarakatan (Lapas) yang saat ini sudah tidak dipergunakan.

Namun dirinya berharap ada kepastian dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terkait kelayakan daerah tersebut untuk dijadikan penjara khusus agar tidak muncul hal yang tak diinginkan. “Harus ditinjau terlebih dahulu terkait semua kebutuhan dan kelayakan sehingga tidak terkesan asal-asalan. Semua harus dimatangkan, termasuk dialog dengan para pemangku kebijakan,” ucapnya.

Gus Ipul menjelaskan bahwa penyalahgunaan narkoba tidak serta merta menjadi kewajiban pemerintah, namun menjadi tanggung jawab bersama dengan cara ditanggulangi terpadu, terkoordinir, terarah dan berkelanjutan secara serius.

Berdasarkan data dari BNN, jumlah pengguna narkoba di Indonesia mencapai 4,9 juta orang dan diprediksi meningkat hingga 5,5 juta orang. Secara nasional, lanjut dia, pada 2011 kerugian biaya ekonomi akibat narkoba mencapai Rp48,2 triliun, sedangkan pada 2013 kerugiannya mengalami peningkatan mencapai Rp57 triliun.

Sebelumnya, Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso mengatakan telah memilih Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, untuk lokasi salah satu lokasi dibangunnya penjara khusus bagi pengedar narkoba kelas kakap sebagai wujud realisasi program sterilasasi dan efek jera.

Mantan Kabareskrim Mabes Polri tersebut mengaku saat ini sedang mencari buaya-buaya yang akan digunakan untuk mengamankan penjara khusus bandar narkoba di sana.

Selain di Madura, sejumlah pulau di kawasan Papua, Sulawesi dan beberapa pulau lainnya juga sedang dikaji kelayakannya, serta penggunaan buaya, ikan piranha dan harimau untuk menjaga penjara. “Kalau yang menjaga buaya, mana mungkin mau disuap? Ini semata-mata demi menyelamatkan generasi muda dan bangsa tidak hancur karena perilaku-perilaku bandar narkoba itu,” kata Budi Waseso. (RAPP002/Ant)