Pacitanku.com, PACITAN – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kabupaten Pacitan gelar aksi unjuk rasa di halaman kantor Dinas Pariwisata Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (DISPARBUDPORA) Kabupaten Pacitan pada Jum’at (13/12/2024).
Aksi ini menyoal kinerja Disparbudpora yang dinilai kurang maksimal, khususnya di sektor pariwisata. Peserta aksi menggunakan truk Tossa roda tiga pengangkut sampah yang dipilih sebagai simbol kinerja Disparbudpora yang dianggap kurang optimal dalam pengelolaan dan peningkatan sektor pariwisata serta Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dalam orasinya, Ketua PC PMII Pacitan, Al Ahmadi, atau yang akrab disapa Aldi, menegaskan bahwa program-program yang dikelola oleh Disparbudpora kurang memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan PAD.
Aldi menekankan bahwa sektor pariwisata Pacitan seharusnya menjadi pendorong utama PAD, namun masih jauh dari harapan. Ia mengkritik pengelolaan anggaran yang tidak efisien, juga menyoroti biaya perencanaan dan promosi yang dirasa tidak tepat sasaran.
“Mending uangnya digunakan untuk memperkuat sistem retribusi agar tidak ada dugaan kebocoran,” tambahnya.
Aksi ini tidak hanya mengecam soal anggaran, tetapi juga menuntut Disparbudpora untuk lebih serius dan inovatif dalam mengelola pariwisata. Mereka mengecam promosi yang hanya bergantung pada media sosial tanpa pendekatan langsung kepada masyarakat.
“Kalau cuma main medsos, semua orang juga bisa. Harusnya pejabat turun langsung ke lapangan, promosi seperti kami ini naik truk,”tandas dia.
PMII Pacitan mendesak evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan sektor pariwisata dan dialog terbuka dengan masyarakat. “Pacitan punya potensi besar, tapi perencanaannya lemah,” ungkap Ikhsan Efendi, salah satu orator aksi.
Meski penuh kritik, tujuan aksi PMII Pacitan ini bukan untuk sekedar menyalahkan, melainkan untuk mendorong dan mendesak dilakukannya perubahan positif. Mereka membawa harapan besar agar sektor pariwisata Pacitan bisa bangkit dan menjadi ujung tombak ekonomi daerah.
Aksi ini membawa serta sebuah petisi yang berisi sejumlah tuntutan, salah satunya tindakan tegas terhadap oknum yang menyebabkan kebocoran PAD sektor pariwisata dan pengoptimalan retribusi melalui sistem digital.
“Gerakan ini bukan hanya untuk pejabat, tetapi juga untuk masyarakat. Pariwisata harus berkelanjutan demi masa depan Pacitan,”pungkas Ikhsan di penghujung aksi.
Tanggapan Disparbudpora
Menanggapi aksi protes tersebut, Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Wisata Disparbudpora Pacitan, Rakhmad Adi Mandego, pun menjelaskan bahwa meskipun kunjungan wisatawan pada 2023 melebihi target, yaitu di angka 1,3 juta wisatawan, PAD tetap tidak tercapai karena hanya dihitung dari sembilan destinasi utama.
“Sedangkan total kunjungan dihitung dari 24 total destinasi,”kata pria yang akrab disapa Mandego ini.
Sementara itu, Kepala Disparbudpora Pacitan, Turmudi, mengakui adanya penurunan PAD dalam dua tahun terakhir, namun menegaskan bahwa sektor pariwisata mulai menunjukkan perbaikan. Pihaknya juga masih berusaha mengoptimalkan sisa tahun ini untuk mengejar target PAD.
“Kami akui (ada) penurunan PAD dua tahun terakhir. Tapi di tahun 2023, kami (tegaskan) sudah ada peningkatan dan kami berupaya untuk terus memperbaikinya,” ungkap Turmudi.
Meski PAD sektor pariwisata alami penurunan, Turmudi masih optimistis. Alasannya bahwa capaian positif pernah diraih pasca pandemi Covid-19 pada saat tahun 2022. Kala itu Disparbudpora berhasil melampaui target PAD wisata.
Tak ketinggalan, Turmudi mengapresiasi koreksi, kritikan dan harapan yang diberikan oleh eksternal, seperti PMII dalam aksi ini. “Terima kasih, sudah ada masukan dari PC PMII Pacitan. Dengan begitu, ini menjadi bahan evaluasi kami agar lebih baik ke depannya,” imbuhnya.
Aksi inipun mendapatkan komentar dari warganet. Mereka mengapresiasi Disparbudpora yang terus berupaya untuk meningkatkan PAD sektor wisata. Juga mengapresiasi langkah PMII yang memberikan “pecutan” bagi OPD supaya bisa bekerja lebih giat.
“Saya sebenanrnya kasihan kepda pak kadis. Berat memang untuk Pacitan. Tapi semua risiko pekerjaan. Apresiasi untuk teman-teman PMII Kabupaten Pacitan telah mampu memberikan satu pecutan untuk opd lebih berusaha lagi untuk mencapai target. Semoga teman-teman organisasi kemahasiswaan ataupun organisai kepemudaan lainya juga tak tinggal diam untuk terus mendukung upaya yang dilakukan pemda pacitan tentunya untuk sebuah kesejahteraan masyarakat Pacitan secara merata,”kata salah satu warganet di grup Whatsapp