Cerita Tenaga Medis di Wisma Atlet Pacitan: Ingin Pasien Secepatnya Bisa Sembuh

oleh -3 Dilihat
dr Johan Putranto IDI Pacitan.

Pacitanku.com, PACITAN — Suka duka silih berganti mewarnai kegiatan para petugas medis dan keamanan di wisma atlet, yang selama pandemi global coronavirus disease 2019 (COVID-19) dijadikan sebagai lokasi karantina mandiri.

Memang bukan pekerjaan mudah yang harus mereka tangani. Utamanya para tenaga medis dan juga tenaga pendukung lintas sektor yang hampir 24 jam nonstop tak kenal lelah melakukan perawatan dan pendampingan kepada seluruh pasien COVID-19 confirm.

“Kita harus dihadapkan dengan beragam karakter dan tipikal pasien. Namun yang utama sebagai tenaga medis, kita sepenuh hati memberikan pelayanan kepada mereka. Semata-mata bagaimana mereka tak berlama-lama tinggal di lokasi karantina. Mereka harus secepat mungkin bisa sembuh dan kembali berkumpul dengan keluarga dan masyarakat,” ujar Koordinator Tim Medis di wisma atlet, dr Johan Tri Putranto, saat berbincang hangat dengan sejumlah pewarta, Rabu (22/7/2020) malam.

Johan mengakui, merawat pasien positif covid-19, memang jauh berbeda dengan pasien lainnya. Sebab mayoritas mereka nampak sehat, tanpa gejala penyakit pada umumnya. Meski juga ada beberapa pasien yang memiliki riwayat penyakit bawaan (comorbid).

Utamanya mereka yang berusia lanjut. “Disitulah kami harus bisa melakukan komunikasi yang fleksibel dengan pasien. Bagaimana kami memberi support agar semangat mereka bisa terbangun, sehingga gerbong kesembuhan segera menjemput mereka,” jelas dokter yang juga menjabat sebagai Kepala UPT Puskesmas Gondosari, Kecamatan Punung ini.

Perlu diketahui, bahwa selama pandemi COVID-19, jumlah pasien COVID-19 di Pacitan, terbilang masih relatif landai, dibandingkan beberapa kabupaten/kota yang ada di Jatim. Dan hanya di Pacitan yang selama ini memiliki lokasi karantina mandiri dengan dukungan lintas sektor. Seperti BPBD, Satpol PP, rumah sakit dan juga Dinas Kesehatan.

“Tanpa dukungan itu (wisma atlet), mungkin rumah sakit akan kedodoran. Mengingat kapasitas dan jumlah tenaga  medis yang sangat terbatas. Kami mohon dukungan dan doa restu dari masyarakat. Semoga apa yang kita lakukan selama ini akan menjadi amal ibadah, demi membantu masyarakat dalam penanganan wabah COVID-19,” harap Johan.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan