Sejumlah Lokasi Geopark Gunung Sewu di Pacitan Divalidasi UNESCO

oleh -7 Dilihat
Area utama spot Pantai Klayar.

Pacitanku.com, PACITAN – Sejumlah lokasi Geopark Gunung Sewu atau taman bumi di Kabupaten Pacitan yang merupakan bagian dari Global Geopark Network (GGN) akan divalidasi tim asesor dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization(UNESCO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sebagai informasi, Geopark Gunung Sewu ini membentang hingga masuk dalam wilayah tiga kabupaten di tiga provinsi, yakni Gunungkidul (DIY), Wonogiri (Jawa Tengah), dan Pacitan (Jawa Timur). Geopark Gunung Sewu pun telah menjadi destinasi wisata bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Perwakilan asesor Arthur Agustinho De Abreu E Sa dari Portugal saat memberikan sambutan dalam penyambutan di rumah dinas Bupati Pacitan, Senin (22/7/2019) mengatakan selama tiga hari, tim asesor bersama stakeholder, guru, dan murid akan bekerja bersama  dalam proses revalidasi.

Seperti dalam siaran pers Humas Pemkab Pacitan yang dikutip Pacitanku.com, agenda revalidasi ini digelar untuk mengetahui apa saja yang telah dilakukan pemerintah daerah, yakni Pacitan, Wonogiri dan Gunung Kidul di kawasan geopark Gunung Sewu, untuk menjaga predikat Global Geopark sejak empat tahun lalu.

Upaya mempertahankan status GGN tentu tidak mudah. Karena dalam kurun waktu tersebut ada banyak dinamisasi, baik kehidupan masyarakat maupun lingkungan.

Sementara, Bupati Pacitan pihaknya siap mendukung upaya UNESCO dan berharap hasil dari proses revalidasi tetap mengukuhkan Gunung Sewu sebagai Global Geopark. “Semoga geopark dapat bermanfaat untuk masyarakat, sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraannya,” ucapnya.

Penetapan kawasan karst Gunung Sewu sebagai jaringan taman bumi atau geopark dunia diumumkan UNESCO dalam sidang biro global GGN tingkat regional pada 19 September 2015 di Sanin, Kaigan, Jepang.

Penetapan itu kemudian diikuti dengan perubahan nama kawasan Gunung Sewu yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai taman nasional pegunungan karst menjadi Gunung Sewu Global Geopark Indonesia, yang membentang mulai dari Gunungkidul hingga Kabupaten Pacitan.

Secara geografis kawasan karst Pacitan tidak kalah startegis dibanding Gunungkidul maupun Wonogiri yang memiliki area pegunungan kapur alami yang lebih luas. Jika Gunungkidul menyandang status sebagai pintu gerbang sementara Wonogiri menjadi museum karst Gunung Sewu Global Geopark Indonesia, kawasan karst Pacitan menjadi etalasenya.

Gunung Sewu Global Geopark Indonesia memiliki sedikitnya 33 geoarea, yang masing-masing tersebar di dalam 33 geosite. Rinciannya, 13 geosite berada di Kabupaten Gunungkidul (DIY), tujuh geosite di Kabupaten Wonogiri (Jateng), dan 13 geosite di Pacitan.

Khusus kawasan karst di Pacitan yang masuk Gunung Sewu Global Geopark Indonesia melingkupi empat kecamatan di Pacitan bagian barat, yakni Kecamatan Donorojo, Pringkuku, Punung, serta Pacitan.

Adapun 13 geosite di Pacitan terdiri atas lima pantai (Pantai Buyutan, Klayar, Srau, Watukarung, Teluk Pacitan), empat goa karst (Goa Gong, Tabuhan, Luwengombo, Luwengjaran) serta empat situs arkeologi (Situs Song Terus, Bak Soka, Guyang Warak, serta Situs Ngrijangan).

Sebagai informasi, masuknya kawasan Gunung Sewu dalam GGN yang diakui oleh UNESCO tidak lepas dari peran aktif Kabupaten Pacitan di awal pengajuan. Pada 2009, Pacitan telah lebih dulu mengajukan kawasan karst di wilayah tersebut ke dalam geopark nasional yang kemudian berlanjut ke geopark global.

Perjuangan pemerintah Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu diwujudkan pada 2012 dengan mengusulkan dua taman nasional sekaligus, yaitu Geopark Gunung Batur di Bali dan Geopark Pacitan.

Namun dari dua pengajuan itu, dalam forum GGN yang berada di bawah naungan UNESCO hanya menerima Geopark Gunung Batur ke dalam jaringan taman dunia. Geopark Pacitan ditolak karena cakupannya dianggap terlalu sempit, sehingga muncullah rekomendasi agar kawasan geopark yang diusulkan diperluas hingga kawasan karst di Wonogiri (Jateng) dan Gunungkidul (DIY), sehingga akhirnya muncul nama Geopark Gunung Sewu yang kemudian baru diterima dan diakui dalam forum GGN. (Humas/RAPP002)