Sebagian Guru di Pacitan Enggan Terima Gaji Lewat Rekening

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi guru mengajar. (Foto: istimewa)

Pacitanku.com, PACITAN – Beralihnya sistem pembayaran gaji guru di Kabupaten Pacitan lamban.  Sejak digulirkan awal tahun ini, progres alih mekanisme gaji guru sampai saat ini tertahan di angka 50 persen.

Padahal, tahun 2017 ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) pasang target 80 persen guru sudah menerima gaji melalui rekening bank. Tidak lagi menerima uang cash dalam amplop seperti selama ini. ‘’Progresnya masih stagnan sejak dua bulan terakhir, karena ada guru yang memang enggan,’’ ungkap Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dikbud, Anna Sri Mulyati, baru-baru ini.

Data yang dimiliki Anna, per bulan Mei, baru ada 2.800 guru SD dan 4.600 guru SMP yang sudah menerima gaji  via rekening bank. Itu pun, baru dari tiga kecamatan. Diantaranya Pacitan, Arjosari, dan Nawangan.




Menurut Anna, sejumlah guru kurang setuju pembayaran via transfer bank itu karena masalah teknis. Keterjangkauan terhadap ATM jadi salah satu alasan mereka. ‘’Tetapi, alasan itu juga bisa ditepis. Nyatanya guru dari Nawangan pun banyak yang terima gaji melalui rekening. ATM itu kini ada di setiap pusat kecamatan,’’ jelasnya.

Adanya tarik ulur terkait alih mekanisme penggajian itu, menurut Anna, merupakan hal  biasa. Dia tidak terlalu mempersoalkannya toh kebijakan tersebut tidak bersifat mengikat dan memaksa. ‘’Tarik ulur pendapat itu hal yang wajar. Kami menghargai segala pendapat para guru,’’ kata Anna.

Penggajian lewat rekening bank, menurut Anna, bertujuan membudayakan menabung dikalangan guru Pacitan.  Kebijakan itu diharapkan bisa menekan perilaku konsumtif di kalangan guru. ‘’Karena kebijakan itu juga demi kebaikan mereka (guru) sendiri, kami tetap optimis tahun ini bisa mencapai 80 persen,’’ terangnya.

Sumber: Radar Madiun Jawa Pos