Enam Rumah Warga Terdampak Tanah Gerak di Tulakan

oleh -0 Dilihat
Tanah gerak di Desa Jetak Kecamatan Tulakan. (Foto: Juliantondo/Pacitanku CJ)
Tanah gerak di Desa Jetak Kecamatan Tulakan. (Foto: Juliantondo/Pacitanku CJ)

Pacitanku.com, TULAKAN – Pergerakan tanah di Dusun Krajan, Desa Gasang, Kecamatan Tulakan, Pacitan, tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam hitungan tiga bulan, enam rumah warga desa setempat dilaporkan rusak karena peristiwa tanah gerak tersebut.

Bahkan, sudah ada tiga rumah yang terpaksa dibongkar akibat rusak berat. Pun, penghuni rumah sudah mengungsi untuk sementara waktu. ‘’Khawatir bakal roboh. Lebih baik saya mengungsi menyelamatkan keluarga,’’ ujar Supri, salah seorang warga terdampak, baru-baru ini.

Salah satu rumah yang dibongkar adalah milik Supri. Warga Dusun Krajan, Desa Gasang itu sudah merobohkan rumahnya sejak bulan April lalu, saat pertanda tanah gerak mulai membahayakan. 

Selain Supri, Tini dan Juwarni juga sudah merobohkan rumah masing-masing. Sementara, Juwarni dan Tini merobohkan rumahnya tiga hari yang lalu.




Bahkan Juwarni juga merobohkan satu lagi rumah miliknya yang lain lantaran juga terdampak retakan. ‘’Dampak retakannya sangat parah,’’ tegas Supri.

Garis retakan diketahui membelah rumah Supri hingga sedalam 50 sentimeter. Dinding rumahnya langsung miring dan lantainya pun terbelah. Dari rumah Supri, garis retakan menjalar ke lima rumah lain yang ada di sekitarnya.

Yang paling parah, merusak rumah Tini dan Juwarni. Parahnya, pergerakan tanah terjadi begitu cepat. Supri mengaku pertama kali mengetahui rumahnya retak-retak sekitar bulan Februari lalu. ‘’Kejadiannya begitu cepat. Lha wong setiap kali hujan, amblas minimal lima hingga sepuluh sentimeter,’’ jelasnya.

Supri mengaku sudah melaporkan kejadian yang menimpanya ke pemerintah desa. April lalu, BPBD dan pemerintah kecamatan juga sudah meninjau rumahnya. Dirinya mengaku menerima bantuan Rp 1 juta atas musibah yang dialaminya.

Untuk sementara, dia membawa serta empat anggota keluarganya mengungsi, dengan mengontrak sebuah rumah di Kalikuning, Tulakan. ‘’Waktu itu diberitahu jika akan diberikan bantuan lagi, namun menyusul,’’ ujar Supri.

Lain kisah dengan Ginen Wiyono. Dia tidak termasuk tiga warga dusun Krajan, Gasang, yang sudah membongkar rumah masing-masing. Dampak kerusakan yang menimpa rumahnya juga terbilang parah. Garis retakan hampir memenuhi seluruh lantai dan dinding rumahnya.

Kendati belum membongkar rumahnya, Ginen dan dua anggota keluarganya sejak lima hari terakhir mengungsi di rumah kerabat. Rumah ditinggal tanpa ada perabot satu pun. Ginen mengaku rugi sedikitnya Rp 4 juta akibat kerusakan rumah yang dideritanya. ‘’Belum ada yang mengecek kerusakan di rumah saya,’’ katanya.

Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD, Pujono, mengatakan pihaknya sudah meninjau Dusun Krajan, April lalu. Saat itu, rumah yang sudah dirobohkan memang baru milik Supri.

Diirnya hingga saat ini belum menerima laporan tertulis terkait rumah Juwarni dan Tini yang juga dirobohkan. Pun juga terhadap tiga rumah warga lainnya yang mengalami nasib serupa. Indikasi sementara, ada sumber mata air di bawah pemukiman warga Krajan jadi penybab tanah gerak.

‘’Namun itu masih perlu dibuktikan oleh ahli geologi. Sementara bantuan terhadap para korban, kami meunggu laporan tertulis. Sejauh ini laporan yang masuk hanya ada satu korban (Supri),’’ katanya.

Sumber: Jawa Pos