Pacitanku.com, PACITAN—Fenomena suara misterius yang terjadi selama sepekan terakhir di Pacitan terus mendapatkan perhatian dari pihak terkait. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan, terus memantau fenomena suara bergemuruh yang dirasakan warga di tiga kecamatan tersebut.
Tiga kecamatan yang mendapatkan fenomena suara tanah atau tebing runtuh tersebut terjadi di tiga kecamatan yang saling berdekatan di Kabupaten Pacitan bagian utara, yaitu Kecamatan Bandar, Tegalombo, dan Nawangan.
“Kami mendapat laporan seperti itu dan sudah ditelusuri ke sejumlah lokasi, tapi belum menemukan bukti fisik,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Ratna Budiono, Rabu (10/9/2014) dilansir dari Antara.
Menurut Ratna, warga merasakan ada getaran kecil mirip gempa lemah, yang disertai butiran pasir jatuh di atas genting rumah penduduk yang ada di sekitar kawasan bertebing. Sehingga, untuk memastikan hal tersebut, BPBD Pacitan bersama unsur TNI-Polri telah menerjunkan tim gabungan ke sejumlah titik lokasi di mana warga mendengar suara gemuruh tersebut.
Akan tetapi, pihak BPBD Pacitan belum menemukan tanda bukti fisik telah terjadi gerakan tanah. “Mungkin juga suara gemuruh muncul sebagai dampak dari terjadinya gempa pada hari yang sama sebelumnya,” ucap Ratna.
Pihak BPBD Pacitan juga akan mengirim tim lebih besar dengan melibatkan ahli geologi. “Suara paling keras memang terdengar di kawasan Kecamatan Bandar. Tapi kami belum dapat memastikan apakah itu sebagai akibat gempa bumi sebelumnya atau ada penjelasan lain,” ujarnya.
Ia menyatakan, fenomena serupa pernah terjadi di wilayah Kecamatan Pringkuku, sekitar tiga bulan lalu. “Namun, seiring waktu suara-suara itu menghilang dengan sendirinya,” tutur Ratna.
Diketahui, sebagaimana data di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setempat, Kabupaten Pacitan merupakan daerah yang berada di atas patahan Grindulu, salah satu patahan/sesar utama di Pulau Jawa. Patahan Sesar Grindulu merupakan salah satu jalur sesar utama di Pulau Jawa.
Sementara, secara fisik, topografi patahan utama ini terlihat dari pembentukan sungai purba Grindulu yang membelah daerah ini mulai pantai selatan hingga daerah hulu di Kecamatan Bandar. Jalur patahan ini menjadi sangat rawan karena berpotensi menjadi area rambatan gempa apabila terjadi tumbukan antara lempeng benua di Pulau Jawa dengan lempeng samudera di Laut Selatan.
Redaktur : Robby
