Tim Wisata Kampus TEB-PLSK UMM Kembangkan Kolam Renang Anti Tenggelam di Pantai Taman Pacitan

oleh -1 Dilihat
kolam renang anti tenggalam (Foto : Tim Wisata Kampus UMM)
kolam renang anti tenggalam (Foto : Tim Wisata Kampus UMM)
kolam renang anti tenggalam (Foto : Tim Wisata Kampus UMM)
kolam renang anti tenggalam (Foto : Tim Wisata Kampus UMM)

Pacitanku.com, NGADIROJO – Keberadaan pantai selatan di sepanjang perairan Pacitan memang memiliki keindahan pesona pantai dan ombak besar yang cukup indah. Namun demikian, laut di perairan selatan memiliki tingkat resiko yang cukup tinggi.

Bahkan, ombak besar di laut Pacitan sering menyeret korban saat berenang di laut selatan. Untuk mengantisipasi hal itu, Tim Wisata Kampus TEB-PSLK Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendirikan kolam renang anti tenggelam, tepat di pinggir laut selatan di Pantai Taman, Ngadirojo, Pacitan.

Menurut salah satu anggota Tim Wisata Kampus TEB-PSLK UMM, Wahyu, pembuatan kolam renang anti tenggelam tersebut adalah untuk menyiasati keinginan untuk berenang di pantai tetapi minim dari segi resiko, sekaligus menjamin kenyamanan saat berenang di pantai Taman.

“Bekerja sama dengan masyarakat setempat, kami membuat sebuah kolam renang yang sengaja kami taruh di tepi pantai Taman, yang digunakan untuk berenang,  tetap dengan sensasi deburan ombak dan pandangan luas tak berbatas dengan jaminan keselamatan zero accident,” jelas Wahyu kepada Portal Pacitanku, Sabtu (3/5/2014) pagi WIB.

Lebih lanjut Wahyu menyatakan bahwa salah satu fungsi dari kolam renang tersebut, tentunya selain untuk obyek wisata di perairan Pantai Taman, juga untuk mendanai program utama dari Tim Wisata Kampus TEB-PLSK UMM, yakni pendanaan konservasi penyu laut, juga ditempat yang sama.

Wisata Berbasis Masyarakat

Sebelumnya, Tim TEB-PLSK UMM juga telah sukses merintis pembangunan wisata pendidikan di Pantai Taman, yakni dengan pembangunan Konservasi Penyu Laut dan pembangunan obyek wisata minat khusus, flying fox terpanjang di Indonesia.

“Sebenarnya program yang kita canangkan kemudian kita laksanan di Pantai Taman selama ini adalah menggunakan konsep Wisata Berbasis Masyarakat, artinya adalah jika ada perkembangan dari segi keuntungan dari para investor, maka 50 persen akan kembali ke masyarakat,” jelas Wahyu.

Wahyu juga menyebut bahwa program yang dilaksanakan tim di obyek wisata Pantai dengan ciri khas pasir putih tersebut berjalan dengan sukses berkat kerja sama yang saling menguntungkan dengan masyarakat setempat. “Dan Alhamdulillah masyarakat disini sangat antusias dengan berbagai program ini,” pungkasnya.

Seperti diketahui, sejak beberapa waktu terakhir, Pantai Taman di Pacitan menjadi obyek wisata baru yang cukup menggiurkan untuk menjadi referensi masyarakat pacitan dan Indonesia. Selain dapat melihat wisata pantai, di Pantai yang terletak di Desa Hadiwarno ini juga ada konservasi penyu laut, wisata pendidikan dan yang paling fenomenal adalah keberadaan flying fox terpanjang di Indonesia.

Dengan hanya membayar 25 ribu, para wisatawan bisa menikmati flying fox dengan panjang 450 meter dan ditempuh dengan waktu sekitar 30 detik diatas awan Laut Selatan.

Redaktur : Dwi Purnawan