Masuk Kloter 55, 204 Jemaah Pacitan Berangkat Haji 17 Mei

oleh -337 Dilihat
SIAP HAJI. Ratusan jemaah calon haji (JCH) Pacitan antusias mengikuti Bimbingan Manasik Haji di Aula Kantor Kemenag Pacitan, menerima pembekalan komprehensif dari Kepala Kemenag setempat serta tenaga kesehatan daerah, sebagai bekal penting sebelum menunaikan rukun Islam kelima. Sumber Foto: Kemenag Pacitan

Pacitanku.com, PACITAN – Sebanyak 204 jemaah calon haji (JCH) asal Kabupaten Pacitan siap menunaikan ibadah di Tanah Suci pada musim haji 1446 Hijriah/2025 Masehi.

Mereka tergabung dalam Kloter 55 Embarkasi Surabaya dan dijadwalkan memulai perjalanan dari Pendopo Kabupaten Pacitan pada Sabtu (17/5/2025).

“Jumlah calon jemaah haji dari Kabupaten Pacitan tahun ini sebanyak 204 orang termasuk petugas haji daerah dan pembimbing KBIHU,”ujar Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pacitan, Baharuddin, belum lama ini.

Baharuddin menambahkan bahwa jumlah ini mengalami penyesuaian dari daftar awal.

“Sebelumnya tercatat 216 orang, namun dua di antaranya meninggal dunia,”ungkapnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, angka ini mencakup 201 jemaah yang terdiri dari 141 jemaah reguler, 5 jemaah prioritas lansia, 11 jemaah penggabungan mahram, dan 49 jemaah cadangan. Selain itu juga 2 petugas haji daerah (PHD), serta 1 pembimbing ibadah dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU).

Kepala Kemenag Baharuddin juga akan ikut mendampingi sebagai pembimbing ibadah dari KBIHU, bersama dr. Intan Chaterine Wellyana Putri, dokter yang menjadi petugas kesehatan haji dari Pacitan (Tenaga Kesehatan Haji Indonesia/TKHI).

Persiapan keberangkatan telah dikoordinasikan secara matang dalam rapat yang melibatkan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Pacitan, Kemenag Pacitan, serta unsur lintas sektor.

Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Pacitan, Mutongin memastikan seluruh persiapan telah rampung.

“Seluruh jemaah sudah mengikuti pembinaan dan pemeriksaan kesehatan. Kami juga sudah menunjuk tim petugas haji daerah untuk mendampingi jemaah selama berada di Tanah Suci,”ujar Mutongin.

Pendampingan ini sangat penting, mengingat sebagian besar jemaah berasal dari kelompok usia lanjut, dengan jemaah tertua berusia 97 tahun dan termuda 33 tahun.

Baca juga: Biaya Haji 2025 Turun Jadi Rp55,4 Juta, Layanan untuk Jemaah Dijamin Tetap Prima

Rangkaian perjalanan jemaah calon haji asal Pacitan dijadwalkan akan dimulai pada Sabtu (17/5/2025). Pada hari itu, rombongan direncanakan berkumpul di Pendopo Kabupaten Pacitan sekitar pukul 10.00 WIB. Dari sana, mereka akan diberangkatkan menuju Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.

Asrama Haji Sukolilo berfungsi sebagai titik embarkasi atau keberangkatan jemaah haji dari Indonesia. Setibanya di sana sekitar pukul 21.00 WIB, rombongan dari Pacitan akan bergabung dengan jemaah calon haji dari Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Mojokerto dalam Kloter 55 Embarkasi Surabaya.

Penerbangan menuju Arab Saudi dari Embarkasi Surabaya dijadwalkan pada malam berikutnya, Minggu (18/5/2025). Pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV5141 akan lepas landas pada pukul 21.40 WIB. Perkiraan tiba di Tanah Suci adalah pada Senin (19/5/2025), sekitar pukul 06.25 Waktu Arab Saudi (WAS).

Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji di Tanah Suci, jemaah asal Pacitan diperkirakan akan kembali ke tanah air pada Sabtu (28/6/2025). Dengan mempertimbangkan waktu tempuh dan proses kedatangan, estimasi rombongan tiba kembali di Kabupaten Pacitan adalah pada Minggu (29/6/2025).

Rangkaian Ibadah Haji Tahun 1446 H/2025 M

Rangkaian ibadah haji dimulai dengan Persiapan dan Kedatangan jemaah di Makkah atau Madinah. Biasanya ini dilakukan sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, atau diperkirakan sebelum 14 Juni 2025.

Bagi jemaah yang tiba langsung di Makkah, disunahkan melaksanakan Tawaf Qudum, yaitu tawaf selamat datang di Baitullah sebagai bentuk penghormatan awal. Setelah itu, seluruh jemaah akan mempersiapkan diri untuk bergerak menuju Padang Arafah.

Tahapan berikutnya adalah Hari Tarwiyah, yang jatuh pada 8 Dzulhijjah (sekitar 14 Juni 2025). Pada hari ini, jemaah mulai bergerak menuju Mina, sebuah area di luar Makkah.

Di Mina, jemaah akan menginap atau mabit semalam, memperbanyak ibadah dan dzikir sebagai persiapan mental dan spiritual menuju puncak haji.

Hari Arafah pada 9 Dzulhijjah (sekitar 15 Juni 2025) merupakan puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji. Pada hari yang mulia ini, jemaah bergerak dari Mina menuju Padang Arafah untuk melaksanakan Wukuf. Wukuf adalah inti haji, yaitu berdiam diri di Padang Arafah mulai dari tergelincirnya matahari (masuk waktu Dzuhur) hingga terbenamnya matahari.

Momen ini diisi dengan doa, dzikir, permohonan ampunan, dan perenungan mendalam. Setelah matahari terbenam, jemaah bergerak menuju Muzdalifah untuk mabit dan mengumpulkan kerikil yang akan digunakan untuk melontar jumrah.

Memasuki Hari Nahr, yaitu 10 Dzulhijjah (sekitar 16 Juni 2025) yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, jemaah kembali ke Mina setelah Shalat Subuh di Muzdalifah. Aktivitas krusial pada hari ini meliputi melontar Jumrah Aqabah (melontar batu ke tugu jumrah terbesar).

Setelah melontar jumrah, jemaah yang melaksanakan haji Tamattu’ atau Qiran wajib menyembelih hewan kurban. Tahapan selanjutnya adalah Tahallul Awal, yaitu mencukur atau memotong sebagian rambut, yang menandai gugurnya sebagian larangan ihram.

Jemaah kemudian disunahkan kembali ke Makkah untuk melaksanakan Tawaf Ifadah, yang merupakan rukun haji, dan Sa’i (berlari kecil antara Safa dan Marwah) jika belum melakukannya. Setelah menyelesaikan tahapan di Makkah, jemaah kembali ke Mina untuk mabit.

Rangkaian ibadah di Mina berlanjut selama Hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah (sekitar 17, 18, 19 Juni 2025). Selama tiga hari ini, jemaah wajib menginap atau mabit di Mina.

Setiap harinya setelah matahari tergelincir, jemaah wajib melontar ketiga jumrah secara berurutan: Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah.

Jemaah memiliki pilihan untuk meninggalkan Mina lebih awal (Nafr Awal) pada 12 Dzulhijjah setelah melontar jumrah sebelum matahari terbenam, atau menyelesaikan lontar jumrah pada 13 Dzulhijjah (Nafr Tsani) sebelum kembali ke Makkah.

Tahapan terakhir yang wajib dilaksanakan sebelum jemaah meninggalkan Makkah untuk kembali ke negara asal adalah Tawaf Wada’ atau Tawaf Perpisahan. Tawaf ini merupakan bentuk penghormatan terakhir kepada Baitullah Ka’bah dan menjadi penutup rangkaian ibadah haji.

Itulah rangkaian inti ibadah haji yang akan dijalani oleh seluruh jemaah, termasuk 204 jemaah asal Kabupaten Pacitan yang siap berangkat tahun ini.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.