Hari Bhayangkara ke-79: Polres Pacitan Hadirkan Khitan Modern Tanpa Sakit

oleh -104 Dilihat
Bakti Kesehatan HUT Bhayangkara ke-79: Polres Pacitan gelar khitan massal gratis metode super ring, wujud kepedulian Polri untuk masyarakat. Anak-anak rileks dan senang. (Foto: Dok. Polres Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN — Puluhan anak di Pacitan merasakan pengalaman khitan yang tak biasa pada Rabu (25/6/2025).

Melalui kegiatan khitan massal gratis yang digelar Polres Pacitan di Gedung Graha Bhayangkara, mereka menjalani prosedur sunat dengan metode super ring yang inovatif, menjanjikan proses bebas jarum suntik dan jahitan serta pemulihan yang lebih cepat.

Suasana rileks terlihat jelas dari wajah 54 peserta, jauh dari ketegangan yang biasa menyelimuti khitan konvensional.

Mereka datang didampingi orang tua dan tenaga medis profesional, antusias mengikuti setiap tahapan.

Baca juga: Keselamatan Wisatawan Jadi Prioritas, Kapolres Pacitan Ajak Sinergi Lintas Sektor Cegah Laka Laut

Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Bhayangkara ke-79.

“Ini adalah wujud kepedulian Polri untuk masyarakat. Alhamdulillah, pesertanya membludak melebihi ekspektasi,”ujar AKBP Ayub.

Khitan massal ini secara khusus menargetkan anak-anak dari keluarga kurang mampu. Selain layanan medis berkualitas, setiap peserta juga menerima bingkisan berisi sarung, uang saku, makanan, dan makanan ringan, serta layanan pemeriksaan kesehatan.

Untuk urusan medis, Polres Pacitan bekerja sama dengan RSUD dr. Darsono Pacitan. Metode super ring yang diterapkan memungkinkan anak-anak pulih dengan cepat tanpa rasa sakit berlebihan.

“Kami pakai metode super ring. Tanpa jarum suntik, tanpa jahitan. Cepat dan tidak bikin trauma. Prosesnya hanya 10-20 menit per anak,” jelas Kabag TU RSUD dr. Darsono dr. Johan Tri Putranto.

Dr. Johan juga menyampaikan kabar baik bagi para orang tua: anak-anak bisa langsung mandi dan beraktivitas seperti biasa setelah sunat.

“Setelah khitan mau ngapain saja boleh, makan apa pun tidak ada pantangan,”tegasnya.

Pengalaman positif langsung dirasakan oleh para peserta. Kaiz Apriliano Tazaka, siswa kelas VII asal Desa Tanjungsari, yang awalnya sempat tegang, mengaku tidak merasakan sakit sama sekali setelah dibius.

“Takut sedikit pas mulai, tapi habis dibius langsung tidak terasa. Temannya juga banyak,” kata Kaiz.

Pengalaman serupa diungkapkan oleh Qolbi Sakhi Kensira (12), siswa kelas VI SD asal Kecamatan Ngadirojo, yang datang diantar ayahnya.

“Kaget pas dibius, tapi senang sudah disunat,”ujarnya singkat.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.