Pacitanku.com, PACITAN – PT Pacitanku Digital Media yang menaungi media online Pacitanku.com menggelar kegiatan mini workshop jurnalistik. Kegiatan tersebut digelar pada Selasa (28/1/2025) di Cemara Meeting Room Parai Beach Resort Telengria, Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan.
Kegiatan itu diikuti belasan peserta yang terdiri dari awak redaksi Pacitanku dan mitra Pacitanku seperti kampus STKIP PGRI Pacitan, Akademi Komunitas Negeri (AKN) Pacitan, Yayasan Arrahmah Pacitan dan juga kantor ATR/BPN Pacitan.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan itu adalah Ketua Forum Pewarta Pacitan (FPPA) Sutikno dan wartawan senior Pacitan Purwoto.
“Kegiatan ini sebagai upaya dari Pacitanku Bersama mitra untuk mengasah dan mengupgrade keterampilan jurnalistik awak redaksi dan mitra Pacitanku, dan juga dalam rangka menyambut Hari jadi Pacitan serta Hari Pers Nasional,”kata founder Pacitanku Dwi Purnawan dalam sambutannya.
Sementara, Ketua FPPA Pacitan Sutikno menyambut baik digelarnya kegiatan mini workshop jurnalistik yang digelar Pacitanku ini agar menambah pengetahuan dan bekal para wartawan saat menulis berita.
“Saya apresiasi kepada Pacitanku menyelenggarakan acara ini, dan ini kami harapkan kedepan para wartawan ketika menulis berita kedepan sesuai dengan fakta yang ada, karena pertanggungjawaban wartawan itu adalah dunia dan akhirat,”jelas pria yang akrab disapa Gus Tik ini.

Dalam workshop tersebut, Purwoto menyampaikan paparan tentang peran seorang wartawan seperti peran nabi, yakni pembawa pesan kebenaran.
“Mengutip pernyataan Bapak Parni Hadi tokoh senio wartawan, bahwa wartawan adalah pewaris tugas nabi dan rasul, sehingga seharusnya wartawan dalam praktik di lapangan bisa membuat karya berita yang sesuai dengan sifat nabi,”jelas dia.
Selain menyinggung soal peran kenabian dalam kerja-kerja jurnalis, pria yang yang sedang menempuh studi magister bencana UPN Veteran Jogja ini juga menyampaikan paparan menarik dengan tema kebencanaan.
“Jurnalisme bencana adalah proses mengumpulkan dan menyajikan berita dan informasi berkaitan dengan peristiwa alami dan akibat manusia yang telah terjadi, sedang terjadi, atau mungkin terjadi di masa depan. Sebagian besar jurnalisme bencana berperan sesaat sebelum, selama, dan segera setelah peristiwa,”paparnya.
Sebagai awak media, kata Purwo, wartawan memiliki tiga tugas dalam konteks jurnalisme bencana, yakni mendidik dan memperingatkan masyarakat tentang konsekuensi dari tindakan dan kegiatan yang dapat menimbulkan bahaya.
“Kemudian memperingatkan mereka yang berpotensi terdampak tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, mencegah kepanikan dan kebingungan, juga memfasilitasi pembuatan early warning system (EWS), membangkitkan jiwa filantrofi, dan meningkatkan koordinasi penilaian risiko,”pungkasnya.
Selain mini workshop jurnalistik, dalam kegaitan itu juga digelar potong tumpeng sederhana peringatan HPN dan Hari Jadi Pacitan (Hajatan) ke-280. Selain itu juga digelar sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan terkait program sosial ketenagakerjaan.