Ratusan Ternak di 17 Desa di Pacitan Terdampak PMK, Kecamatan Kota Paling Parah

oleh -707 Dilihat
PERIKSA HEWAN TERNAK. Petugas kesehatan memeriksa hewan ternak di Pacitan untuk mengantisipasi PMK. (Foto: Putro Primanto/Pacitanku.com)

Pacitanku.com, PACITAN – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menghantui para peternak di Kabupaten Pacitan setelah sempat mereda.

Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pacitan per 2 Januari 2025, sebanyak 156 ekor sapi di 17 desa/kelurahan dan 6 kecamatan terindikasi suspect PMK.

Kecamatan Pacitan menjadi daerah terparah dengan 52 kasus.

“Memang ada peningkatan kasus PMK. Ini terjadi merata di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Pacitan,”ujar Pejabat Fungsional Pengawas Bibit Ternak DKPP Pacitan, Sri Indriana, Jumat (3/1/2025).

Sri Indriana menjelaskan bahwa kasus PMK tertinggi terjadi di Desa Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan, dengan 15 kasus, disusul Desa Pringkuku dengan jumlah kasus yang sama.

Baca juga: PMK Kembali Merebak di Pacitan, Total 156 Ekor Sapi Terindikasi Suspect

Sebelumnya, wabah PMK dilaporkan merebak di Desa Dadapan, Kecamatan Pringkuku, dengan 8 ekor sapi mati mendadak.

Gejala umum yang  dialami sapi yang terinfeksi PMK antara lain demam tinggi, luka di mulut dan kuku, air liur berlebihan, nafsu makan menurun, dan lemas.

Menanggapi penyebaran PMK ini, Pemkab Pacitan melalui DKPP telah melakukan berbagai upaya penanganan, antara lain vaksinasi pada ternak yang sehat untuk mencegah penyebaran virus.

Kemudian memberikan pengobatan pada ternak yang sakit.

Pemkab juga telah memberikan penyuluhan kepada peternak tentang cara pencegahan dan penanganan PMK.

DKPP Pacitan juga mengimbau para peternak untuk meningkatkan kewaspadaan dan memantau kesehatan ternak secara rutin, aegera melaporkan ke petugas jika ditemukan ternak dengan gejala PMK.

“Memisahkan ternak yang sakit dari ternak yang sehat, menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar serta membatasi lalu lintas ternak,”paparnya.

Sri Indriana juga  menghimbau masyarakat untuk tidak panik karena daging dan susu dari hewan terinfeksi PMK aman dikonsumsi setelah dimasak dengan benar.

Pemkab terus berupaya untuk mengendalikan penyebaran PMK dan meminimalisir dampaknya terhadap peternak.

“Semoga wabah ini segera berakhir dan para peternak dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala,” pungkasnya.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.