Napak Tilas Jejak Perjuangan Kiai Hamid Dimyathi, Mujahid dari Bani Abdul Manan Attarmasie Pacitan

oleh -128082 Dilihat
Monumen 48 di Desa Hargorejo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah yang menjadi saksi kekejaman PKI membantai ulama, salah satunya Kiai Hamid Dimyathi. (Foto: Dok. Tim TP2GD Pemkab Pacitan for Pacitanku.com)
PRASASTI MONUMEN 48. Monumen 48 di Desa Hargorejo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah yang menjadi saksi kekejaman PKI membantai ulama, salah satunya Kiai Hamid Dimyathi. (Foto: Dok. Tim TP2GD Pemkab Pacitan for Pacitanku.com)

Salah satu nisan yg tertulis pahlawan tak dikenal telah diyakini dan disetujui oleh pihak ahli waris bahwa nisan pahlawan tak dikenal di sebelah kiri nisan bupati Sukoharjo itu adalah nisan almaghfurlah K. KAMIDIN JADI yang sebenarnya adalah Kiai Hamid Dimyathi.

Teka teki dimana tempat persemayaman terakhir Kiai Hamid Dimyathi setelah pemindahan jenazah korban dari trawas berlangsung begitu lama. Sejak 1948 sampai 10 Nopember 2022, atau kurang lebih 74 tahun.

Lamanya penentuan dan pemastian pemakaman terakhir almaghfurlah Kiai Hamid Dimyathi sebagaimana disebutkan didepan, bahwa keluarga besar pondok Tremas sangat trauma atas tragedi itu . Demi kebaikan semua, trah Tremas tidak ingin ada institusi yang kembali mengungkap tragedi kelabu itu.

Namun seiring berjalannya waktu, kini PP Tremas sudah mengalami era baru, yaitu perkembangan dan pertumbuhan kader, alumni dan santri yang sangat besar, dan tersebar di berbagai wilayah RI. Demikian juga kepemimpinan PP Tremas dan eksistensi para alumni sudah menunjukkan masa keemasan baru di era Orde baru sampai era Reformasi sekarang ini.

Sebagian alumni bahkan pernah menduduki jabatan jabatan puncak di negeri ini, seperti Prof Dr. KH. Mukti Ali, alumni PP Tremas th 1940an itu menjadi Menteri Agama RI di era Presiden Soeharto. Yang terbaru Prof. Dr. Yudian Wahyudi, menjadi ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI, menggantikan ibu Megawati. Prof Yudian adalah alumni Tremas tahun 1970an.

Pada saat ini keluarga besar PP Tremas sudah membuka diri dan mempersilahkan kepada Pemkab Pacitan, apabila akan melakukan upaya, menggali sejarah juang almaghfurlah KH. Hamid Dimyathi. Untuk kepentingan pelurusan sejarah dan mengangkat kepahlawanan Kiai Hamid Dimyathi, sebagai bagian dari perjuangan bangsa Indonesia. Apalagi alumni PP Tremas , ada inisiatif untuk mengusulkan beliau sebagai calon pahlawan nasional.

Ikatan Alumni Pondok Tremas (IAPT) yang diketuai Prof. Yudian Wahyudi, mengusulkan gelar Pahlawan nasional Kiai Hamid Dimyathi Tremas kepada Bupati Pacitan melalui surat Nomor : 026/IAPT/IX/2022 tanggal 6 September 2022.

Merespon surat permohonan IAPT yang di tandatangani oleh Prof. Yudian Wahyudi dan pimpinan Pondok Tremas KH. Fuad Habib Dimyathi, Bupati Pacitan menerbitkan SK Nomor: 188.45/893/KPTS/408.12/2022, tanggal 1 Nopember 2022. Tentang pembentukan Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Kabupaten Pacitan.

Selanjutnya TP2GD ini membentuk tim kerja yang saat ini melakukan penelusuran jejak juang beliau. Telusur sejarah mulai dari ditangkapnya rombongan KiaiHamid bersama 14 pengawal di perbatasan hutan antara Pracimantoro dengan Baturetno sampai kawasan hutan tempat tawanan PKI dari Wonogiri sekitar yang sudah ditawan terlebih dahulu.

Hasil telusur jejak juang Kiai Hamid diketahui dari kunjungan tim kerja TP2GD ke desa Hargorejo, Tirtomoyo, Wonogiri pada Rabu, 2 Nopember 2022. Di desa ini tim kerja mendapat keterangan dan penjelasan para saksi setempat, bahwa Kiai Kamidin Jadi termasuk salah satu korban kebiadaban PKI yang dibunuh secara keji bersama Bupati Sukoharjo dan korban lain sebanyak 55 jenazah.

Dari ke 55 jenazah tersebut kesemuanya dipindah dari luweng di tebing jurang Trawas oleh satuan tentara Siliwangi ke pemakaman baru. Jenazah  Pejabat dan Ulama yang teridentifikasi dibawa ke TMP Kusuma Bhakti Jurug, sedangkan sebagaian jenazah lainya di makamkan dipemakaman umum Desa Hargorejo, sekitar 4km dari Monumen 48 Trawas.

Diyakini oleh para saksi dan putri kandung almaghfurlah Kiai Hamid, ibu nyai Kun Aminah beserta cucu sebagai ahli waris almarhum, saat berkunjung ke TMP KB Jurug Surakarta, bahwa di makam blok A ada 1 nisan berderet dengan nisan bupati Sukoharjo adalah makam Kiai Hamid yang selama ini masih misteri.

Bersambung ke halaman 5…