BNPB Launching IDRIP di Desa Sidomulyo Pacitan untuk Perkuat Ketangguhan Masyarakat Terhadap Potensi Bencana Tsunami

oleh -4 Dilihat
DESA TANGGUH TSUNAMI. BNPB RI bersama jajaran terkait saat sosialisasi IDRIP di Desa Sidomulyo, Ngadirojo, Pacitan pada Minggu (18/12/2022). (Foto: Sudarsono/Pacitanku)

Pacitanku.com, NGADIROJOBadan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyosialisasikan Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) yang digelar pada Minggu (18/12/2022) di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan.

Dalam rencananya, IDRIP sendiri menarget pada 17 provinsi, 30 kabupaten/kota dan 180 desa atau kelurahan. Sedangkan kegiatan dalam IDRIP pada konteks gempa bumi dan tsunami, ini diimplementasikan oleh BNPB dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Hadir pada sosialisasi IDRIP di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan antara lain perwakilan dari Bappenas, BMKG, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Gatot Subroto, Ketua DPRD Pacitan Ronny Wahyono, Sekretaris Daerah (Sekda) Pacitan Heru Wiwoho Supardi Putra dan Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko.

Selain sosialisasi, kegiatan itu juga digelar penanaman mangrove di kawasan Pantai Soge Ngadirojo.

Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan mengatakan, sosialisasi IDRIP ini bertujuan untuk memberikan penjelasan dan pendampingan kepada pemerintah daerah dan Pemerintah Desa.

Likik mengatakan IDRIP ini menjadi bekal untuk menyusun program kesiapsiagaan daerah dan memperkuat resiliensi masyarakat, khususnya dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami.

“Disa Sidomulyo ini menjadi salah satu dari 180 desa rawan tsunami yang menerima program manfaat program IDRIP, dimana IDRIP adalah program untuk memperkuat ketangguhan bencana khususnya tsunami, BNPB dan juga BMKG, kemudian kami didukung berbagai kementerian diantaranya Kementerian Lingkungan Hidup,”kata Lilik saat konferensi pers di Desa Sidomulyo pada Minggu siang.

Di Pacitan, kata Lilik ada 6 desa yang diperkuat ketangguhannya terkait potensi tsunami, salah satu nya adalah Desa Sidomulyo.

TANAM MANGROVE. BNPB RI bersama jajaran terkait saat sosialisasi IDRIP di Desa Sidomulyo, Ngadirojo, Pacitan dengan menanam Mangrove di Pantai Soge pada Minggu (18/12/2022). (Foto: Sudarsono/Pacitanku)

“Kami tadi disini juga untuk melihat ketangguhan masyarakat desa tangguh bencana tsunami, dimana ada ada 10 indikator diantaranya adalah memperkuat forum pengurangan risiko bencana desa, realwan, membuat peta, merencanakan jalur-jalur evakuasi, menetapkan tempat evakuasi sementara sampai jangka panjangnya membuat mitigasi berbasis vegetasi,”papar Lilik.

Bentuk dari upaya jangka panjang itu, kata dia, salah satunya dengan kegiatan menanam mangrove di kawasan Pantai Soge, Desa Sidomulyo.

“Nanti juga akan ditambah lagi dengan tanaman keras yang ccok di pesisir, tanaman apa yang cocok di Sidomulyo, tentu upaya itu dilakukan pemerintah untuk melindungi masyarakat dari ancaman tsunami,”jelas Lilik.

Lilik mengatakan pihaknya menerima adanya informasi potensi tsunami yang ada di Pacitan, sehingga yang harus dilakukan dengan kolaborasi semua stakeholder adalah merespon potensi itu.

“Kita membangun kesiapsiagaan masyarakat lokal, konsep yang ditawarkan adalah berbasis komunitas, akan memperkuat di level hulunya, peralatan untuk peringatan dini tsunami, dan ujungnya adalah nformasi, dari BMKG akan disampaikan kemana, ke Pemprov, Pemkab atau langsung ke masyarakat, disinilah yang akan kita bangun bersama,”jelas Lilik.

Sebagai contoh, imbuh dia, adalah sirine peringatan tsunami yang ada di Desa Sidomulyo yang sudah terpasang ini diupgrade lagi.

“Itu satu contoh dari desa tangguh bencana pesisir, yang kita harapkan ada di semua tempat di indonesia, dua tahun akan kita perkuat rogram IDRIP ini di 180 desa, dari total 5.400 desa yang rawan tsunami di Indonesia,”pungkasnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.