Pacitanku.com, PACITAN – Pengusaha hotel dan penginapan di Kabupaten Pacitan, kembali kencangkan ikat pinggang.
Pasalnya, paska kunjungan kerja Presiden ke enam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Pacitan dalam rangka groundbreaking pembangunan museum dan galeri seni SBY-ANI, tingkat hunian sejumlah hotel dan penginapan kembali sepi. Bahkan nyaris tak ada tamu yang datang.
Salah seorang petugas disebuah hotel kenamaan di Pacitan, Hendra Saputra mengatakan, beberapa hari paska kunjungan SBY ke Pacitan, diakuinya hampir tidak pernah ada tamu.
“Kalaupun ada paling tamu langganan seperti loper minuman. Kalau tamu umum, hampir tidak pernah ada,” ujarnya, Kamis (27/2).
Hendra mengaku, bertepatan dengan kunjungan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat (PD) pekan kemarin, kamar hotel tempatnya bekerja semua penuh terisi sampai 4 hari.
Baca juga: Okupansi Hotel Melonjak Jelang Kunjungan SBY ke Pacitan
“Pas kedatangan Pak SBY lalu, semua kamar penuh. Bahkan banyak yang kita tolak, karena memang tidak ada kamar. Tapi sekarang ini sepi,” bebernya.
Lelaki satu anak ini berharap, agar SBY sesering mungkin bisa pulang kampung. Sebab masyarakat akan ikut merasakan banyaknya rejeki yang datang.
Diberitakan sebelumnya di Pacitanku.com, SBY pulang ke Pacitan dalam rangka beberapa agenda non politik. Agenda SBY adalah melihat invitasi bola voli Pacitan SBY Cup 2020. Kemudian agenda inti SBY adalah melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking museum dan galeri seni SBY-ANI pada Sabtu (22/2/2020) lalu.
Agenda SBY kemudian dilanjutkan dengan berdialog dan ramah tamah dengan tokoh Pacitan pada Ahad (23/2/2020). SBY juga mengunjungi beberapa kantor di Pacitan, seperti kantor Satpas Polres Pacitan dan kantor Kodim 0801/Pacitan.
SBY juga turut menyukseskan jalan sehat dalam rangka Hari Jadi Pacitan (Hajatan) ke-275 dengan memberangkatkan peserta jalan sehat. Agenda SBY di kampung halaman diakhiri pada Senin (24/2/2020) lalu dengan berziarah ke makam ayahanda R Soekotjo sebelum SBY dan keluarga bertolak ke Jakarta.
Pewarta: Yuniardi Sutondo
Penyunting: Dwi Purnawan
