Atasi Krisis Air Bersih di Pacitan, Ronny Wahyono Usulkan Peningkatan Layanan PDAM Hingga Penyulingan Air Laut

oleh -0 Dilihat
Ronny Wahyono menyalurkan air bersih di Desa Sambong, Kecamatan Pacitan pada Sabtu (7/9/2019). (Foto: Agus Hermawan/Pacitanku.com)

Pacitanku.com, PACITAN – Bakal Calon Bupati (Bacabup) Pacitan Ronny Wahyono mengusulkan sejumlah opsi untuk menanggulangi krisis air bersih akibat kekeringan yang sering terjadi di Pacitan, utamanya saat musim kemarau melanda.

Di sela penyaluran air bersih di Desa Sambong, Kecamatan Pacitan pada Sabtu (7/9/2019), Ronny mengatakan penyaluran air bersih tersebut bersifat sementara, sehingga perlu upaya menanggulangi kekeringan untuk jangka panjang.

“Perlu kita ketahui bersama setiap tahun ada krisis air bersih di Kabupaten Pacitan. Yang kita lakukan pada saat ini, droping air bersih sifatnya hanya sementara. Oleh karena itu perlu ada solusi, baik itu jangka panjang, maupun jangka menengah,”kata pria yang merupakan Ketua DPRD Pacitan masa bakti 2014-2019 ini.

Terkait hal itu, Ronny mengatakan dirinya mendapatkan banyak saran dan masukan dari beberapa masyarakat.

“Yang pertama mereka mengharapkan PDAM semakin meluas pelayanannya, utamanya wilayah perkotaan, karena Desa Sambong ini masih masuk wilayah Kecamatan Pacitan, tapi ternyata PDAM belum masuk di daerah sini, karena itu perlu kita tingkatkan pelayanannya,”kata dia.

Kedua, imbuhnya lagi, perlunya sumber-sumber air bersih, antara lain, jangka panjangnya perlu penanaman pohon – pohon yang sifatnya bisa menyimpan air.

Baca juga: Ronny Wahyono Salurkan Air Bersih untuk Warga Tulakan

Selain itu, Ronny mengatakan perlu menjadi pertimbangan terkait dengan perlunya debit air yang sangat besar tidak hanya  dibutuhkan oleh warga masyarakat saja. 

“Ada program bagaimana kita menyuling air laut menjadi air tawar, karena kedepan selain memenuhi kebutuhan masyarakat, kita juga butuh untuk pelabuhan, pelabuhan barang dan niaga di Gelon itu nanti juga butuh air dalam jumlah besar. Karena untuk mengisi persediaan air tawar di kapal – kapal yang akan datang,”jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ronny didampingi relawan menyalurkan bantuan air bersih ke Desa Sambong Kecamatan Pacitan yang terdampak kekeringan.

Setelah sebelumnya pada Jumat (6/9/2019) menyalurkan air bersih sejumlah 7500 liter kepada warga Tulakan, Ronny kembali menyalurkan 12 ribu liter air untuk warga di Desa Sambong, Kecamatan Pacitan.

“Kami melakukan droping air bersih setelah mendapatkan laporan permintaan air bersih oleh warga akibat kemarau, terkait usulan tersebut, saya mengharapkan kerja sama baik dari pemerintah pusat, provinsi maupun masyarakat ikut bersama – sama berjuang,”pungkasnya.

Seperti diwartakan sebelumnya, di Pacitan, potensi kekeringan tahun ini lebih parah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2018, BPBD Pacitan mencatat kekeringan di 25 desa, namun tahun ini jumlahnya membengkak menjadi 49 desa sebagai dampak kemarau yang lebih awal datang.

Desa-desa itu, mayoritas mengalami kering kritis, sedangkan beberapa yang lain kategori kering langka. Desa yang dikategorikan kering kritis artinya tidak memiliki ketersediaan air bersih sama sekali, sedangkan kering langka pada dasarnya masih memiliki sumber air, namun dalam jumlah terbatas dan hanya bisa memenuhi kebutuhan air dalam jangka waktu tidak lama.

Berdasarkan data dari BMKG, musim kemarau akan terjadi pada Juli hingga Oktober mendatang. Bahkan, status kekeringan kali ini telah ditetapkan sebagai bencana darurat. Selain di Pacitan, musim kemarau membawa dampak kekeringan hampir di seluruh wilayah di Jawa Timur.

Pewarta: Agus Hermawan
Penyunting: Dwi Purnawan