Hadirkan Pakar Vulkanologi, Bupati Harapkan Bencana Banjir Batu Bisa Segera Ditangani

oleh -0 Dilihat
Bupati Indartato saat meninjau lokasi bencana alam banjir batu di Arjosari. (Foto: Doc Info Pacitan)
Bupati Indartato saat meninjau lokasi bencana alam banjir batu di Arjosari. (Foto: Doc Info Pacitan)

Pacitanku.com, ARJOSARI – Bencana banjir batu yang terjadi di kawasan Sungai Grunggu, Dusun Wonosari, Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari Minggu (8/1/2017) lalu membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan segera melakukan tindak lanjut.

Selain menyiapkan alat berat di lokasi untuk membersihkan longsoran batu sebagai upaya agar jalur Karangrejo-Karanggede supaya bisa tetap bisa diakses, Pemkab berencana menghadirkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Longsor (PVMBG) Bandung  untuk melakukan kajian mendalam terkait bencana alam yang sering terjadi di kawasan pembangunan Waduk Tukul tersebut.

Rencananya, selain meneliti fenomena banjir batu, PVMBG Bandung juga diminta meneliti secara menyeluruh wilayah berbukit di Pacitan. Sebab, Ratna mengklaim 90 persen wilayah Pacitan rawan longsor. Kondisi alamnya yang berbukit identik dengan Ponorogo yang juga rawan longsor.




Bupati Pacitan Indartato saat melakukan kunjungan ke lokasi bencana pada Rabu (11/1/2017) sore WIB mengatakan bahwa pihaknya akan membuat kajian mendalam melibatkan ahli-ahli . “Dalam waktu dekat  akan mendatangkan ahli geologi untuk melakukan kajian, dan dari hasil kajian ahli nantinya diharapkan bisa menangani permasalahan secara komprehensif,”katanya.

Lokasi bencana alam banjir batu di Arjosari. (Foto: Doc Info Pacitan)

Sebelumnya, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Ratna Budiono menyampaikan bahwa selama ini pihaknya sendiri masih kekurangan data riil untuk mengetahui fenomena banjir batu di Wonosari karena hanya mengacu pada kejadian yang selama ini terjadi. Dari alasan tersebut, BPBD memandang penting untuk menghadirkan PVMBG Bandung.

Sebagaimana diketahui, ketika hujan di wilayah Karanggede berlangsung lama, maka selalu terjadi banjir batu. Sebab, ciri khas bukit Parangan yang ada di sana adalah berbatu, namun tertutup oleh lapisan tanah. Selama ini, kejadian bencana alam tersebut dipicu hujan yang turun dan dengan mudah menggerus tanah dan melarutkannya. Sementara bebatuan di bukit pun tidak memiliki penahan lagi. (RAPP002)