15 Hari, 3 Peristiwa Longsor Terjadi di Jalan Provinsi di Tegalombo

oleh -0 Dilihat
Longsor kembali di Ndegel, Ngreco, Tegalombo pada Selasa (15/11/2016). (Foto: Info Pacitan)
Longsor kembali di Ndegel, Ngreco, Tegalombo pada Selasa (15/11/2016). (Foto: Info Pacitan)
Longsor kembali di Ndegel, Ngreco, Tegalombo pada Selasa (15/11/2016). (Foto: Info Pacitan)

Pacitanku.com, TEGALOMBO – Musim hujan dengan intensitas yang semakin banyak membuat kawasan jalur utama Pacitan-Ponorogo menjadi daerah dengan tingkat kerawanan longsor cukup tinggi. Terbaru, bencana tanah longsor kembali terjadi pada Selasa (15/11/2016) pagi WIB di kilometer 29 Ndegel, Desa Ngreco, Kecamatan Tegalombo.

Perlu diketahui, kawasan tersebut adalah lokasi terjadinya longsor pada Rabu (2/11/2016).

Akibat material longsor yang menimbun lebih dari separuh badan jalan, arus lalu lintas menuju Ponorogo atau sebaliknya mengalami ketersendatan dan penumpukan kendaraan sekitar 1 Kilometer.

Adapun, penyebab terjadinya longsor di titik tersebut dikarenakan hujan deras yang mengguyur kawasan itu sejak Senin kemarin. Selain itu,sisa material longsor di awal November tersebut juga belum selesai dikeruk, sehingga hal tersebut menjadi faktor lainnya.

Kendaraan mengalami ketersendatan di titik longsor di Tegalombo, Selasa (15/11/2016).
Kendaraan mengalami ketersendatan di titik longsor di Tegalombo, Selasa (15/11/2016). (Foto: Purwo Sumodiharjo)

Berdasarkan pantauan, petugas dari Kepolisan Resor Pacitan mengatur lalu lintas di area tanah longsor tersebut. Sehingga, untuk memperlancar lalin, petugas menerapkan sistem buka tutup kendaraan.




Hingga berita ini diturunkan, kendaraan yang akan menuju ke Ponorogo atau sebaliknya bisa melewati titik longsor dengan sistem buka tutup, terutama untuk kendaraan kecil.

Dengan terjadinya  bencana tersebut, dalam kurun waktu 15 hari, sudah terjadi tiga kali bencana tanah longsor di sepanjang jalur Pacitan-Ponorogo di wilayah Kecamatan Tegalombo. Adapun peristiwa pertama terjadi pada Rabu (2/11/2016). Bencana tanah longsor tersebut terjadi pada Rabu siang pukul 14.50 WIB di kilometer 29 Ndegel, Desa Ngreco, Kecamatan Tegalombo.

Longsor terjadi di Desa Krajan, Tegalombo, Minggu (13/11/2016). (Foto: Dok. Pacitanku)
Longsor terjadi di Desa Krajan, Tegalombo, Minggu (13/11/2016). (Foto: Dok. Pacitanku)

Peristiwa kedua terjadi pada Minggu (13/11/2016) lalu, dimana tanah longsor dengan skala kecil terjadi di Desa Krajan, Kecamatan Tegalombo. Longsor yang terjadi di tikungan Sempor, Tegalombo itu terjadi akibat hujan deras yang mengguyur kawasan itu sepanjang Sabtu malam hingga minggu pagi. Akibatnya, material longsor berupa tanah dan pepohonan sempat menutup jalanan sebelum dilakukan pengerukan.

Sebagai informasi, sepanjang jalan Pacitan-Ponorogo di wilayah Desa Gedangan, Desa Ngreco, Desa Tegalombo hingga Desa Gemaharjo di Kecamatan Tegalombo merupakan daerah rawan longsor. Hal itu dikarenakan bukit-bukit curam tersebut berada ditepi jalan utama penghubung Pacitan dan Ponorogo tersebut.

BATU BESAR. Bus sedang melewati area longsor di Tegalombo, Rabu (2/11/2016). (Foto: Hendry Sasmita/KLiC)
BATU BESAR. Bus sedang melewati area longsor di Tegalombo, Rabu (2/11/2016). (Foto: Hendry Sasmita/KLiC)

Seiring meningkatnya curah hujan maka bencana akan meningkat pula. Puncak hujan diperkirakan berlangsung antara Desember 2016 hingga Februari 2017 nanti. Daerah-daerah rawan banjir, longsor dan puting beliung berpotensi tinggi mengalami bencana. Risikonya tinggi karena kerentanan juga masih tinggi sementara itu kapasitas masih terbatas.

“Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaannya. Cermati peringatan dini cuaca dari BMKG. Perhatikan kondisi lingkungan di sekitar yang dapat berpotensi menimbulkan bencana. Bencana terjadi saat kita tidak siap,”pesan Kepala pusat data, informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. (RAPP002)