Eks Ketum Gafatar: Kami Keluar dari Islam, Berpegang Teguh Paham Millah Abraham

oleh -1 Dilihat

Pacitanku.com, JAKARTA – Eks Ketum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Mahful M Tumanurung muncul. Di Gedung YLBHI, Jl Diponegoro, Jakarta dia memberikan pernyataan. Dia menyesalkan evakuasi anggota eks Gafatar dari Kalbar. Tak hanya itu saja dia juga mengumumkan kepercayaan yang dianut para anggota eks Gafatar.

“Kami menyatakan sikap telah keluar dari keyakinan atau paham keagamaan Islam mainstream Indonesia dan tetap berpegang teguh paham Millah Abraham sebagai Jalan Kebenaran Tuhan seperti yang telah diikuti dan diajarkan oleh para Nabi dan Rasul Allah SWT,” jelas Mahful di Jakarta, Selasa (26/1/2016).

Karena itu, menurut dia, bukan hak MUI untuk memberikan pernyataan sesat kepada Gafatar. Millah abraham ini terkait dengan Al Qiyadah Al Islmaiyah yang didirkan Mushadeq. “Untuk itu, bukan pada tempatnya Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa sesat kepada kami atau Gafatar sebagai organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang sosial budaya yang berazaskan Pancasila seperti yang tertulis dalam AD/ART kami,” tutupnya.

Sebagaimana diketahui, kasus Gafatar ini mencuat setelah hilangnya dokter muda Rica Tri Handayani. Setelah menghilang beberapa pekan, polisi akhirnya menemukan dokter Rica Tri Handayani dan anak balitanya di Kalimantan Tengah, Pangkalan Bun, pada Senin (11/1). Kepolisian menyebutkan Rica adalah bekas aktivis Gafatar.


Setelah kasus dokter Rica, makin banyak keluarga yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya. Mereka juga diduga ikut Gafatar. Sementara itu, sebuah permukiman yang disebut didiami oleh warga mantan pengikut Gafatar di Desa Moton Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat dibakar massa pada Selasa (19/1) petang sekitar pukul 15.20 waktu setempat.

Di daerah itu, pengikut Gafatar diketahui disediakan lahan sekitar 5.000 hektare yang akan dikelola anggotanya sebagai lahan pertanian. Sebanyak lebih dari 700 orang mantan pengikut Gafatar yang bermukim di Kabupaten Mempawah, Kalbar, ini secara bertahap dipulangkan ke Semarang, Jawa Tengah dan Surabaya, Jawa Timur.

Hal serupa juga terjadi di Desa Simbak Jaya, Binjau Hulu, Kabupaten Sintang dan Desa Sukadana, Kayong Utara, Kabupaten Ketapang, yang hampir 1.000 mantan anggota Gafatar dievakuasi kembali ke daerah asalnya.

Pemerintah memulangkan warga mantan Gafatar tersebut ke daerahnya masing-masing dengan mengendarai pesawat, termasuk di Jatim. Mereka sebelumnya diinapkan di Surabaya sebelum dijemput oleh pemerintah kabupaten setempat. Pemerintah berharap, keluarga serta tetangga juga menyambut baik kedatangan warga mantan pengikut Gafatar di daerahnya. (RAPP002/Detik)