Akik Kalsedon Pacitan Gugur di Jatim Expo, Pemerhati Batu Pertanyakan Keputusan Juri

oleh -1 Dilihat

Pacitanku.com, SURABAYA – Pemerhati batu Nusantara, Surin Welangon mempertanyakan  kualitas keputusan juri di Bursa Akik Internasional yang digelar di Jatim Expo Surabaya akhir pekan lalu. Surin juga menyayangkan di bursa akik ini, batu-batu asli Jawa Timur yang dikenal indah dan murni batu seperti Kalsedon, Lavender, Obi Princes justru tersisihkan dan tak satupun yang meraih juara utama.

Menurut Surin, padahal kontes batu ini digelar di Jawa Timur, pengunjungnya mayoritas orang Jawa Timur, namun sayang yang jadi pemenangnya bukan dari Jawa Timur dan didominasi orang-orang luar Jawa Timur. “Seharusnya penilaian yang paling utama itu kan harus dilihat dari struktur batunya dulu, baru keindahannya. Ini tidak seperti itu, keindahannya dulu baru batunya,” kata Surin, dilansir dari Lensa Indonesia, Sabtu (5/9/2015).

Sebagai informasi, festival akik di JES tersebut terbilang sangat sukses. Namun kerja keras panitia bursa akik terbesar di Jawa Timur itu masih mendapat kritikan dari penggemar batu akik di Jawa Timur.

“Saya merasa jurinya kurang tahu potensi batu, tidak paham akan struktur batu. Saya lihat jurinya melihatnya hanya dari sisi mitos. Seharusnya kan fase mitos adalah masa lalu, tapi tren batu saat ini adalah fase kandungan alam yang ada di dalam batu dengan berbagai keindahan gambarnya. Itu seharusnya,” jelasnya.

Keindahan batu Pacitan juga gugur di ajang kontes pengemar batu akik bergambar ”kalsedon” ini. Padahal batu asal Pacitan merupakan salah satu  kebanggaan masyarakat jawa timur  di Pacitan Jawa Timur (Indonesia) .

Batuan kalsedon (Chalcedony) adalah kuarsa jenis kriptokristalin (memiliki struktur kristal yang sangat halus) yang transparan atau tembus cahaya, Kalsedon merupakan batu yang umum dijadikan permata berukir pada zaman dahulu. Namanya diambil dari nama sebuah kota Yunani kuno, Kalsedon (di Asia Kecil),

Kalsedon bermotif gambar pemandangan adalah salah satu keunikan tersendiri karena punya kelengkapan warna yg terkumpul di rongga-rongga batu vulkanis. Tekstur bintik bintik  putih-susu. seperti putih, abu-abu, kuning, biru, dan cokelat. Membentuk komposisi yang menyerupai gambar pemandangan moi indie seperti lukisan para seniman tempo dulu.

Dalam ajang kontes batu bergambar ini banyak yang berharap kalsedon mendapat tempat. Surin menyarankan para juri semestinya berasal dari para kolektor, pengamat, perupa, dan akademisi supaya mendapatkan hasil terbaik selaras dengan perkembangan mutahir  batu akik nusantara, khususnya batu akik bergambar.

Memang selama ini batu bergambar dari Garut dan Tasikmalaya dari jenis jasper selalu mendominasi ajang kontes batu bergambar, dan membetot perhatian pegiat batu akik bergambar nusantara. Pasalnya, bongkahan batu ini dikelola secara baik oleh pemerintah Jawa Barat, dipromosikan secara besar-besaran.

Diketahui, para pedagang batu akik dari Jawa Barat selalu memenuhi stand-stand di ajang bursa akik di daerah-daerah Jawa Timur, sementara ironisnya pemerintah di provinsi Jawa Timur dan pelaku bisnis serta pemerhati batu tuan rumah di Jawa Timur malah tidak serius dalam mempromosikan batu kalsedon.

Padahal publik ingat, booming batu justru berawal dari tokoh-tokoh Pacitan yang berhasil mengangkat derajat batu nusantara hingga diminati masyarakat dunia. Jika batu kalsedon Pacitan terus terpuruk dalam ajang kontes, maka batu kalsedon kebanggaan Pacitan dan Jawa Timur akan menurun eksistensinya. (RAPP002/LICOM)