Indartato : Kebijakan Pendidikan Difokuskan Penguatan Pelayanan Pendidikan

oleh -0 Dilihat
Ceria. Bupati Pacitan Indartato nampak antusias bermain dengan anak - anak TK Negeri Pembina Pringkuku, Rabu (7/1/2015). (Foto : Kirana Yuanita/FB)
Ceria. Bupati Pacitan Indartato nampak antusias bermain dengan anak - anak TK Negeri Pembina Pringkuku, Rabu (7/1/2015). (Foto : Kirana Yuanita/FB)
Ceria. Bupati Pacitan Indartato nampak antusias bermain dengan anak - anak TK Negeri Pembina Pringkuku, Rabu (7/1/2015). (Foto : Kirana Yuanita/FB)
Ceria. Bupati Pacitan Indartato nampak antusias bermain dengan anak – anak TK Negeri Pembina Pringkuku, Rabu (7/1/2015). (Foto : Kirana Yuanita/FB)

Pacitanku.com, PACITAN – Bupati Pacitan, Drs. H. Indartato, MM, menilai perlu pelaksanaan evaluasi pendidikan secara komprehensif guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, terutama di Pacitan. salah satu yang disarankan Indartato, bentuk evaluasi tersebut adalah sinkronisasi perencanaan pendidikan Tahun 2016.

Menurut Indartato, dengan adanya sinkronisasi pendidikan, ‎ seluruh jajaran pendidikan dan pemangku kepentingan pendidikan akan mempunyai kesamaan serta kesepahaman dalam menata reformasi birokrasi pendidikan.

Dengan adanya sinkronisasi pendidikan, akan terbangun komitmen untuk menjaga keberlanjutan keberhasilan pembangunan pendidikan di Pacitan. “Sinkronisasi pendidikan merupakan momentum sangat tepat, guna merumuskan dan menyepakati konsep serta kerangka kebijakan pembangunan pendidikan ke depan,” katanya, belum lama ini.

Lebih lanjut, Indartatoo menyampaikan bahwa dengan sinkronisasi pendidikan akan terwujud kesepahaman mengenai langkah-langkah strategis yang harus ditempuh untuk merespon berbagai isu pendidikan yang berkembang.

Karena itu, imbuhnya, guna merespon berbagai tuntutan masyarakat yang terus bergerak masif, kebijakan pembangunan pendidikan sekarang ini lebih difokuskan pada penguatan pelayanan pendidikan.

“Program dan kegiatan tersebut, dapat mendukung terselenggaranya layanan prima pendidikan. Yaitu tersedia, terjangkau, berkualitas, setara dan menjamin kepastian,” jelasnya.

Indartato mengungkapkan bahwa selama ini para pelaku pendidikan hidup dialam statis namun dinamis. Dari fakta-fakta tersebut, akan nampak sebuah pergeseran yang ujung-ujungnya juga akan menggeser paradigma.

Dikatakannya, setidaknya ada lima hal yang sekarang ini mengalami perubahan dilingkungan pendidikan. Yang pertama paradigma pendidikan wajar sembilan tahun menuju wajar dua belas tahun.

 Kedua, kesetaraan dalam pelayanan, ketiga pentingnya pendidikan komprehensif yang meliputi ilmu pengetahuan, budi pekerti, kreativitas dan inovatif, keempat fungsi sekolah negeri menjadi sekolah publik, dan terakhir perubahan pemikiran dalam mengelola pendidikan. “Pendidikan yang semula berangkat dari pasokan (supply oriented) menjadi kebutuhan (demand oriented),” terangnya.

Selama ini, imbuh Indartato, pemikiran pengelolaan pendidikan masih berdasarkan ketersediaan sumberdaya. Sehingga kurang peka terhadap variasi kebutuhan. Karena itu perlu dirubah menjadi demand oriented yang mengakomodir kebutuhan siswa, kebutuhan guru, kebutuhan orang tua, dan kebutuhan lembaga, dengan memperhatikan segala variasi.

“Pemerintah daerah tidak akan pernah berhenti untuk benar-benar menggunakan anggaran yang telah mencapai 20 persen dengan sebaik-baiknya, guna meningkatkan kualitas pendidikan,” pungkasnya. (yun/Pacitannews/RAPP002).