Pacitanku.com, PACITAN – Masyarakat yang mengatasnamakan Masyarakat Bola Pacitan prihatin atas kondisi persepakbolaan di Pacitan, terutama Persatuan Sepakbola Pacitan (Perspa) yang tidak terurus.
Keprihatinan masyarakat bola Pacitan itu sangat beralasan, mengingat Pacitan memiliki fasilitas Stadion Pacitan, namun dari sisi pembinaan klub bola, yakni Perspa Pacitan belum terurus.
“Masyarakat Pacitan harus peduli terhadap prespa, karena prespa merupakan sebuah kebanggaan bagi masyarakat Pacitan seperti apapun kondisinya, kita tidak tau kondisinya hari ini seperti apa jadi sebuah kewajiban jika kita mencoba untuk mempertanyakan kepada pihak yang berwenang,” jelas Ardi Surya wicaksana perwakilan dari Pacitanisti dalam keterangan persnya usai diskusi Bola Pacitan, Sabtu malam.
Diskusi yang membahas mati surinya Perspa Pacitan itu digelar atas keprihatinan masyarakat, terutama kalangan muda pecinta sepakbola yang miris melihat tidak berkembangnya Perspa di Pacitan. padahal daerah sekitar, seperti Wonogiri, Ponorogo dan Madiun, klub sepakbola lokal mulai dikembangkan.
“Prespa hari ini sedang sekarat, sehingga tidak bisa mengikuti gemerlapnya kompetisi sepak bola di level paling bawah sekalipun, jika kondisi seperti ini maka ada beberapa penyebab yang harus segera di infentarisir untuk kemudian Prespa dapat terlahir kembali. Sehingga dalam waktu dekat akan diadakan audiensi dengan pihak-pihak terkait untuk mengorek masalah yang menjadi penyebab matinya Perspa,” ungkapnya.
Pada tahun 2014 lalu, Perspa Pacitan sempat tampil dalam putaran II Piala Soeratin Grup F Jawa Timur, namun hasil yang dicapai kurang memuaskan.
Sebagaimana diketahui, Perspa Pacitan dirintis oleh Bupati Imam Hanafi. Persatuan Sepakbola tingkat kabupaten didirikan oleh Imam Hanafi, yang kemudian diberi nama PERSPA, itulah nama klub baru persepakbolaan lokal di Pacitan.
Dalam sejaranya, tidak seberapa lama klub ini terbentuk, putra – putra berbakat Pacitan yang bergabung di dalamnya mulai bertanding di level regional eks karesidenan Madiun. Kompetisi antar klub di wilayah Madiun juga pernah di gelar di Pacitan. Meski dilaksanakan alun – alun terbuka Pacitan, karena saat itu Pacitan belum memiliki stadion layaknya kabupaten lainnya.
Kecintaan Imam Hanafi pada sepakbola membuat kompetisi lokal di Pacitan menjadi hidup. Tercatat, setiap hari kamis sampai Ahad selalu ada pertandingan bola di alun – alun Pacitan. Klub – klub lokal yang turut berpartisipasi diantaranya Panca Arga, Hiu Kencana, Alba dan Tanjung Harapan Utama. Melalui mekanisme kompetisi yang teratur inilah yang membuat PERSPA cukup diperhitungkan di kawasan karesidenan Madiun.
Seringkali di alun – alun Pacitan digelar pertandingan persahabatan. Dengan harga tiket karcis 100 rupiah, penonton dapat menyaksikan pemain bola lokal yang hebat. Lebih enak lagi karena penonton mendapatkan kesempatan untuk memenangkan undian kambing melalui undian tiket masuk. Beberapa pemain lokal pun dikatakan cukup bagus, diantaranya kipper Bambang Mugiono, Yono Bendhol, Kabul, Mustakim, Nothet dan Ipud Supadmo. Namun seiring berjalannya waktu, Perspa kini belum kembali ke level persepakbolaan elite. (RAPP002)