Produksi Beras di Pacitan Melebihi Capaian Nasional

oleh -2 Dilihat
Tanam Model SRI yang sedang digalakkan Pemerintah Pacitan. (Foto : Doc. Info Pacitan)
Tanam Model SRI yang sedang digalakkan Pemerintah Pacitan. (Foto : Doc. Info Pacitan)
Tanam Model SRI yang sedang digalakkan Pemerintah Pacitan. (Foto : Doc. Info Pacitan)
Tanam Model SRI yang sedang digalakkan Pemerintah Pacitan. (Foto : Doc. Info Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Produksi beras di Kabupaten Pacitan mengalami peningkatan cukup baik. Fakta tersebut didasarkan pada data yang ada, dimana produksi beras rata-rata Kabupaten Pacitan mencapai 5,3 ton per hektar. Data tersebut  jauh lebih besar dibanding capaian nasional sebesar 5,1 ton per hektar, i atau selisih 0,2 ton dari capaian nasional.

Akan tetapi, jika dibanding hasil panen provinsi, Pacitan masih tertinggal, hal itu dikarenakan per 2013 lalu, hasil panen padi di Jatim sudah mencapai 5,9 ton per hektar atau selisih 0,6 ton dengan hasil di Pacitan.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Pacitan terus berupaya menggenjot produksi padi petani. Hal ini dilakukan dengan pemanfaatan teknologi tepat guna. Salah satunya adalah penerapan metode System of Rice Intensification (SRI). Salah satu kawasan yang menjadi proyek percontohan program ini adalah Desa Gayuhan, Kecamatan Arjosari.

“Dengan sistem intensifikasi diharapkan produksi beras petani dapat meningkat signifikan, tentu saja, keyakinan itu bukan tanpa alasan. Program semacam ini pada musim tanam sebelumnya sudah diterapkan di  Kecamatan Kebonagung, dan hasilnya pun sangat gemilang,” terang Bupati Pacitan Indartato usai tanam perdana padi metode SRI di Desa Gayuhan, Rabu (14/5/2014) seperti dilansir dari laman resmi SKPD Pacitan.

Lebih lanjut Indartato menyampaikan bahwa saat itu pemerintah mematok target 6,5 ton per hektar. “Namun saat panen tiba, ternyata capaiannya cukup melambung melampaui target, yakni 7,1 ton per hektar,” katanya.

Seperti diketahui, secara umum lahan padi di Kabupaten Pacitan cukup subur, bahkan pada sejumlah daerah, petani dapat panen hingga 3 kali dalam setahun. “Ini karena ketersediaan air irigasi yang terjamin sepanjang tahun,” tandas Indartato.

Redaktur : Robby Agustav