masDwi, Pacitan— Buku ini adalah salah satu buku karya anak Pacitan dengan genre buku sejarah. Buku yang terdiri dari dua buku ini menceritakan tentang seluk beluk dan semua yang ada di balik Gunung Limo, Pacitan. Seperti diketahui Gunung Limo adalah Gunung yang berada di kawasan Kebonagung Pacitan, yang tentu memiliki nilai histori tersendiri.
Salah satu isi yang terdapat didalam buku adalah sebagai berikut :
Gunung Kendil dikenal sebagai tempat Aji Saka menaruh kerisnya sehingga mengakibatkan dua orang utusannya tewas dalam pertarungan. semenjak itu untuk melebur dosanya Aji Saka membuat huruf Jawa Hanacaraka untuk mengenang kematian para abdi setianya.
Jika kita melihat peta ataupun daftar nama-nama gunung di Nusantara, dapat dipastikan akan menemukan nama Gunung Kendhil di beberapa lokasi seperti: di dekat Magetan, di Sidoharjo Jawa Timur, di Ponjong, Gunung Kidul, di Rembang juga ada dan kemungkinan masih banyak lagi.
Tampaknya para Sarjana Sejarah perlu mengkaji juga keberadaan Aji Saka sebagai tokoh riil di tlatah Pacitan. Sesuai dengan adanya beberapa keterangan tersurat dalam serat Centhini menyinggung Sentana Gentong di Dadapan Pringkuku sebagai tempat menanam tumbal tanah Jawa yang telah patah, oleh seorang utusan dari Kekalifahan Turki. (Sumidi Adisasmita, Pustaka Centhini, Ikhtisar, pp. 36-37).
Jika dikorelasikan dengan keterangan Geologi terkini bahwa benar di Pacitan terdapat sungai Grindulu yang merupakan patahan pulau Jawa yang dikenal dengan sebutan SESAR GRINDULU sepanjang Teluk Telengria sampai Gunung Wilis di Nganjuk. Selain Sungai Grindulu, patahan lain terdapat di Cimandiri Jawa Barat dan Kali Opak Yogyakarta. Ketiga patahan tersebut terjadi pada masa silam akibat desakan lempeng benua Australia yang setiap tahun melebar, akibatnya terjadilah kenaikan tanah Karst di Pegunungan Seribu Jawa Selatan. Uniknya tercatat dalam penelitian Geologi bahwa Pantai Pacitan naik 1-2 cm setiap tahunnya tanpa mengakibatkan gempa.