Melestarikan Tradisi, Siswa SDN Sukoharjo Ziarah ke Makam Bupati Pertama Pacitan dengan Pakaian Lurik

oleh -217 Dilihat
ZIARAH HARI JADI. Antusias siswa SDN Sukoharjo mengikuti prosesi ziarah makam Raden Tumenggung Notopuro. (Foto: Atifa/Tim JIP Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN – Puluhan siswa SDN Sukoharjo, Kecamatan Pacitan dengan kompak mengenakan pakaian lurik saat mengikuti prosesi ziarah ke makam Bupati pertama Pacitan, Raden Tumenggung Notopuro, Selasa (18/2/2025).

Ziarah ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-280 Kabupaten Pacitan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Sukoharjo.

Kegiatan ini melibatkan seluruh siswa SDN Sukoharjo dan berlangsung dengan khidmat serta tertib dari awal hingga akhir acara. Penggunaan pakaian lurik oleh para siswa menjadi simbol partisipasi dalam memeriahkan hari jadi Pacitan, sekaligus melestarikan tradisi daerah.

“Dalam penggunaan baju lurik, kami berharap siswa turut berpartisipasi dalam memeriahkan acara peringatan hari jadi Pacitan dengan cara yang sederhana namun bermakna. Siswa juga dikenalkan salah satu pakaian khas yang dimiliki Jawa Timur,”kata salah satu guru SDN Sukoharjo, Agung Wibowo, saat ditemui tim journalism internship program (JIP) Pacitanku.com, seusai acara ziarah.

Lebih lanjut, Agung Wibowo menjelaskan bahwa kegiatan ziarah ini memiliki nilai edukasi yang tinggi bagi para siswa.

“Ziarah memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengenal lebih dekat sejarah dan budaya daerah. Mereka bisa belajar tentang tokoh-tokoh penting, dalam hal ini Raden Tumenggung Notopuro yang berperan penting dalam sejarah Pacitan, tempat-tempat bersejarah, dan tradisi-tradisi yang ada di sekitar tempat tinggal mereka,”paparnya.

Pemerintah Desa Sukoharjo menyambut baik antusiasme dan partisipasi aktif dari SDN Sukoharjo dalam kegiatan ziarah ini. Keterlibatan generasi muda dalam kegiatan budaya seperti ini dinilai penting untuk menjaga kelestarian tradisi dan nilai-nilai sejarah.

Mengenal Raden Tumenggung Notopuro

Raden Tumenggung (RT) Notopuro adalah bupati pertama dari Kabupaten Pacitan. Ia menjabat selama dua periode, yakni pada tahun 1745 sampai dengan 1750 dan 1750 sampai 1757.

RT Notopuro merupakan sosok yang berjasa dalam mendirikan dan mengembangkan wilayah Pacitan.

Di dalam babad Pacitan, diceritakan bahwa Raden Ngabehi Notopuro dari Rejoso, yang sekarang bernama Sukoharjo, pada waktu itu merupakan wilayah Kesultanan Keraton Surakarta Hadiningrat.

Baca juga: Kamu Harus Tahu! Begini Sejarah Pacitan Masuk Wilayah Administrasi Jawa Timur

Pada akhirnya, ia diangkat menjadi Tumenggung oleh Kanjeng Pangeran Surakarta di Pacitan, dan menjadi pemimpin atau bupati pertama Pacitan dalam sejarah Pacitan setelah menggunakan sistem pemerintahan yang baru, tepatnya di periode kedua kepemimpinannya, yakni tahun 1750-1757.

Tidak banyak cerita yang mengisahkan prestasi-prestasi yang dibuat oleh bupati pertama Pacitan ini. Satu-satunya cerita yang bisa didapatkan dari Bupati Tumenggung Notopuro adalah intrik di balik hukuman kisas yang dijatuhkan oleh Keraton Surakarta kepadanya.

Diceritakan dalam babad Pacitan, Tumenggung Notopuro dikisas karena mengingkari janji kepada sultan, atau biasa dipanggil Kanjeng Sinuwun, yang hendak mempersunting anak perempuan Tumenggung yang cantik jelita.

Namun, pada akhirnya, anak gadis Tumenggung dipersunting oleh Pangeran Pakuningrat dari Surakarta.

Hal ini tentu membuat Kanjeng Sinuwun merasa dipermainkan oleh Tumenggung yang dulu banyak dibantu menjadi bupati di Pacitan.

Pada akhirnya, hukuman kisas dijatuhkan kepada Tumenggung Notopuro dan jenazahnya diberikan kepada keluarganya. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Dusun Karang, Desa Kembang, Kecamatan Pacitan. Makam Tumenggung Notopuro hingga sekarang menjadi tempat yang dihormati oleh warga sekitar.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.