Panji Ki Tunggul Wulung, Ikon Sejarah yang Dipamerkan di Hari Jadi Kabupaten Pacitan

oleh -2376 Dilihat
Di antara beragam artefak bersejarah yang dipamerkan, perhatian pengunjung tertuju pada sebuah panji keramat: Ki Tunggul Wulung. (Foto: Dok. Disperpusip for Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN – Dinas Perpustakaan dan Arsip Pacitan menggelar pameran pemajuan kebudayaan yang berlangsung sejak 12 hingga 25 Februari 2025.

Kegiatan yang dipusatkan di gedung layanan perpustakaan daerah ini digelar dalam rangka memeriahkan hari jadi Kabupaten Pacitan (Hajatan) ke-280.

Di antara beragam artefak bersejarah yang dipamerkan, perhatian pengunjung tertuju pada sebuah panji keramat: Ki Tunggul Wulung.

Panji ini bukan sekadar kain berwarna. Panji tersebut rupanya adalah saksi bisu perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda pada abad ke-18.

Dibawa oleh Panglima Perang Eyang Yahudo dalam Perang Diponegoro (1825-1830), Ki Tunggul Wulung menjadi simbol semangat juang yang tak pernah padam.

Lebih dari Sekadar Bendera

Panji ini sarat dengan makna spiritual. Terhias huruf Arab gundul yang merangkai Asmaul Husna dan Manaqib Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani, Ki Tunggul Wulung menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi Pangeran Diponegoro dan pasukannya dalam setiap pertempuran.

Filosofi “Cokro Penggilingan” yang tertanam dalam panji ini mengingatkan bahwa hidup manusia berputar seperti roda.

Kadang di atas, kadang di bawah, semua atas kehendak Ilahi. Setiap perjuangan dan cobaan adalah bagian dari rencana-Nya, yang harus dihadapi dengan sabar dan tawakal.

Jejak Sejarah di Makam Alim Ulama

Keberadaan Ki Tunggul Wulung di Makam Alim Ulama Pacitan, tempat peristirahatan terakhir Eyang Yahudo, menjadi bukti nyata bahwa perjuangan Pangeran Diponegoro di tanah Pacitan tak lepas dari dukungan para alim ulama dan panglima perang.

“Bendera ini bukan hanya simbol perjuangan, tetapi juga warisan budaya yang kaya akan nilai sejarah dan spiritual,” ungkap Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Pacitan, Amat Taufan.

Harapannya, panji keramat ini akan terus dilestarikan dan menjadi bagian dari edukasi sejarah bagi generasi mendatang.

Semangat perjuangan Pangeran Diponegoro, yang diwakili oleh Kyi Tunggul Wulung, diharapkan akan terus hidup dalam jiwa setiap anak bangsa

“Kyi Tunggul Wulung mengajarkan kita tentang arti perjuangan, keteguhan iman, dan keyakinan pada takdir Allah SWT. Ini adalah bukti bahwa Pacitan memiliki peran penting dalam sejarah perlawanan terhadap penjajahan,”pungkas pejabat yang memiliki ketertarikan terhadap sejarah dan heritage ini.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.