Berlangsung Meriah, Upacara Adat Ceprotan Diharapkan Jadi Ikon Wisata Pacitan

oleh -7 Dilihat
MERIAH. Upacara adat Ceprotan yang digelar pada Senin (13/6/2022) di Desa Sekar Donorojo Pacitan. (Foto: Sulthan Shalahuddin/Pacitanku.com)

Pacitanku.com, DONOROJO – Upacara adat asal Desa Sekar, Kecamatan Donorojo, Ceprotan kembali digelar tahun ini, bertepatan dengan bulan Dzulqa’dah atau bulan Longkang, pada Senin (13/6/2022) sore di lapangan Desa Sekar, Kecamatan Donorojo.

Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Pacitan Turmudi saat dikonfirmasi awak media di sela-sela acara mengatakan kegiatan ini semarak digelar dan berlangsung meriah.

Pada penyelenggaraan tahun 2022 ini, Turmudi mengatakan semua prosesi dilakukan setelah pandemi COVID-19 mereda.

“Jadi selama dua tahun (saat pandemi tahun 2020 dan 2021) kan diadakan, tapi hanya poin-poinnya saja, tapi sekarang karena pandemi sudah tidak ada upcara adat ini yang sudah turun temurun dari nenek moyang kita digelar semua prosesi dilakukan,”kata Turmudi.

Dengan digelarnya kembali semua prosesi ceprotan tahun 2022 ini, Turmudi berharap masyarakat yang belum mengetahui budaya khas Desa Sekar ini bisa mengetahui.

“Tadi disampaikan sesepuh di Desa Sekar ini menyampaikan sinopsis bagaimana dari awal sampai akhir upacara adat Ceprotan seperti apa, digelar sedemikian rupa sehingga masyarakat tahu upacara adat ceprotan itu seperti ini, jadi luar biasa antusias masyarakat yang hadir,”tandasnya.

Secara khusus, Turmudi mengapresiasi digelarnya upacara adat ini sebagai langkah untuk mengembangkan pariwisata di Pacitan.

“Saya sangat mengapresiasi, jadi teman-teman seniman karena pengembangan pariwisata yang ada di Pacitan, adat istiadat yang sudah berakr rumput, perlu kita kembangkan, kita jaga, kita lestarikan, jagan sampai punah karena gara-gara ini tidak jamannya lagi, jadi kami dari kepariwisataan tidak ingin seperti itu,”jelas dia.

Untuk itu, Turmudi mengatakan jajarannya akan melakukan berbagai langkah untuk mengembangkan seni budaya asli Pacitan agar terus lestari.

“Seperti promosi atau pemasaran tetap kita lakukan, jadi kita kemas sedemikian rupa sehingga upacata adat itu bisa dikembangkan, bisa lewat pembinaan, misalnya eventnnya harus bagaimana itu yang akan kita bina, dan kreativitas yang ada di desa setempat juga penting, karena yang tahu persis budaya atau adat itu ya di masyarakat,”pungkasnya.

Selaras dengan semangat pengembangan dari Kadisparbudpora, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat memberikan sambutan dalam kegiatan ceprotan juga mengharapkan upacara adat ini menjadi salah satu ikon wisata Pacitan.

“Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Pacitan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat atas penyelenggaraan kegiatan upacara ceprotan, semoga dengan diadakannya bersih desa ini akan menjadi suatu budaya yang akan terus mengakar dalam masyarakat kita,”kata BUpati saat memberikan sambutannya.

Sebagai informasi, upacara adat Ceprotan ini dalam pelaksanaannya merupakan kegiatan bersih desa untuk mengenang Dewi Sekartaji dan Panji Asmorobangun yang menurut keyakinan masyarakat setempat berperan penting dalam terbentuknya Desa Sekar.

Seperti penyelenggaraan sebelum masa pandemi, rangkaian Ceprotan, dimulai dari pengumpulan ayam dari beberapa warga. Upacara dipimpin oleh kepala desa dan melibatkan kepala dusun.

Puncak acara Ceprotan berlangsung pada sore hari jelang Maghrib, yakni dilakukan tradisi lempar kelapa atau bluluk. Kemudian pemuda-pemuda ini dibagi menjadi dua kubu, yakni Dusun Krajan Lor dan Dusun Krajan Kidul yang ditempatkan secara berseberangan.

No More Posts Available.

No more pages to load.