Cerita Pelaku Seni Budaya Pacitan Setelah Setahun Pandemi: Mau Tampil Tidak Bisa, Tapi Tetap Lahirkan Karya

oleh -1 Dilihat
Tari Kethek Ogleng dari Tokawi Nawangan menghibur warga Pacitan sebelum masa pandemi. (Foto: Humas Pemkab Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Sudah setahun pandemi global coronavirus disease 2019 (COVID-19) berlangsung, dan selama itu juga hampir semua sektor turut terdampak.

Salah satunya adalah sektor seni budaya. Para pelaku seni budaya di Pacitan mengalami dampak langsung dari pandemi, utamanya setelah pemerintah secara resmi mengeluarkan aturan terkait larangan berkerumun.

Seperti yang dialami oleh Sukisno. Pengasuh sanggar seni Condro Wanoro ini menyebut pandemi cukup memprihatinkan, utamanya bagi sektor yang dia geluti bersama seluruh anggota sangar seni Condro Wanoro yang berada di Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan.

Sukiman dan Sukisno pelestari kesenian Kethek Ogleng. (Foto: Sukisno)

“Adanya pandemi ini sangat memprihatinkan, salah satunya seni budaya, lebih khusus Kethek Ogleng, kami sampai bingung cara menyikapinya, semangat anak-anak sanggar luar biasa, tapi lama tidak ada kegiatan, sampai semangatnya berkurang,”ujar Sukisno, Jumat (19/3/2021).

Sebenarnya, kata Sukisno, kegiatan hajatan di wilayah Nawangan sudah mulai banyak dilaksanakan. Namun Sukisno mengatakan anak-anak sanggar tidak bisa menghibur karena terbentur aturan pemerintah terkait kerumunan.

“Jadi ya anak-anak sanggar tidak ada pemasukan, ya kami berharap segera saja suasana segera kondusif, dan kethek ogleng bisa kembali menghibur di hajatan,”tandasnya.

Sementara, salah satu pelaku seni budaya di wilayah Kecamatan Pacitan kota, Ika Hariyani juga merasakan hal yang sama.

Ika Hariyani pengasuh Sanggar Gage Penariku. (Foto: Istimewa)

Selama satu tahun pandemi, sanggar tari miliknya, yakni  Sanggar Gage Penariku mengalami penurunan kegiatan dibanding sebelumnya.

“Yang jelas selama pandemi ini, kegiatan kami sangat berkurang, tentu pendapatan otomatis juga berkurang, tapi tetap alhamdulillah masih ada job-job kecil, meski tidak banyak juga,”jelas Ika.

Tak hanya itu, Ika menuturkan selama pandemi COVID-19 sanggar Gage Penariku yang diasuhnya justru melahirkaan dua karya tari terbaru.

Meski selama proses berlangsung tetap secara mandiri, sanggar yang diasuhnya bisa mengikuti lomba secara virtual bahkan kemarin di tingkat nasional.

“Iya, selama pandemi ini melahirkan dua karya tari terbaru, yakni tari Ndedari dan tari Ngupadi, itu semua bersama komunitas gentra lestari budaya, yang berkantor di Bandung,”pungkas Ika. (red)