Plt Kadinkes Pacitan: Vaksin itu Bukan Obat, Tapi untuk Mencegah

oleh -0 Dilihat
Plt Kadinkes Pacitan Trihariadi Hendra Purwaka mengecek kedatangan vaksin COVID-19 di Pacitan, Selasa (26/1/2021). (Foto: Sulthan Salahuddin/Pacitanku.com)

Pacitanku.com, PACITAN – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan dr Trihariadi Hendra Purwaka mengatakan vaksin coronavirus disease 2019 (COVID-19) bukanlah obat yang mengobati.

Pria yang akrab disapa dr Hendra ini meluruskan bahwa vaksin tak bisa disebut sebagai obat suatu penyakit.

“Jadi gini, vaksin itu bukan obat, bukan itu, tapi ini adalah dalam rangka untuk mencegah,”kata dr Hendra saat berbincang dengan awak media pada Rabu (27/1/2021) kemarin.

Baca juga: Bupati Pacitan: Mohon Kesadarannya Mengikuti Vaksinasi

Demikian pula bagi para penyintas COVID-19, meski sudah memiliki antibodi, namun dari beberapa kasus, masih ada penyintas yang kembali positif COVID-19. Sehingga, tujuan utama vaksinasi yakni membangun kekebalan kelompok atau herd immunity.

Vaksin sendiri adalah suatu senyawa berupa antigen yang lemah yang bekerja memicu produksi antibodi pada tubuh orang yang divaksin.

Untuk vaksin COVID-19, maka bisa dibuat antigen berupa keseluruhan virus yang dilemahkan atau bagian dari virus yang kemudian ditempelkan pada virus pembawa lain, atau berupa mRNA virus SARS-CoV-2. Sehingga, orang yang menerima vaksin ini akan menghasilkan antibodi terhadap virus COVID-19, sehingga menjadi lebih kebal dan tidak mudah terinfeksi.

“Namun kalau misalnya terinfeksi tidak parah, bisa saja terjadi reinfeksi, itu tapi tidak separah kalau misalnya yang pertama kena belum dilindungi itu akan lebih parah dibanding tidak divaksin,”ujar dr Hendra.

Dengan demikian, masyarakat diminta untuk tetap menjalankan protokol kesehatan secara disiplin, baik yang sudah menjalani vaksin atau masyarakat yang tidak divaksin. “Tetep (prokes) dilaksanakan dengan disiplin,”jelasnya.

Lebih lanjut, dr Hendra mengungkapkan, di Pacitan tahapan vaksinasi akan dimulai pada Sabtu akhir pekan ini.

“Pelaksanaannya harus 2 kali untuk 1200 orang daftar manifest, yang pertama di Puskesmas Mentoro, selanjutnya akan disebar di 17 titik pos imunisasi karena hanya 1200 sasaran, baik itu nakes ataupun yang lain,”pungkasnya.

Pewarta: Sulthan Salahuddin
Editor: Dwi Purnawan

No More Posts Available.

No more pages to load.