Penjualan Peti Mati di Pacitan Meningkat Saat Pandemi

oleh -1 Dilihat
Suyadi, pedagang peti mati di Pacitan yang beralamatkan di Jl DI Pandjaitan, Kelurahan Baleharjo. (Foto: Yuniardi Sutondo)

Pacitanku.com, PACITAN – Pandemi global coronavirus disease 2019 (COVID-19) tak menyurutkan semangat Suyadi, pedagang peti mati di Pacitan. Pedagang sekaligus perajin peti mati yang beralamatkan di Jl DI Pandjaitan, Kelurahan Baleharjo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan ini.

Disaat wabah coronavirus mendera Pacitan, ia justru sedikit mendapat keberkahan. Pasalnya, peti mati hasil karyanya laris terjual.

“Yang khusus untuk pasien positif COVID-19 sudah ada 10 yang laku terjual. Sebab peti mati ini khusus, tidak sama seperti peti mati pada umumnya,” terang pria yang akrab disapa Yadi ini, saat dikonfirmasi ditempat usahanya, Rabu (29/7/2020).

Menurut bapak tiga anak ini, satu peti mati khusus buat pasien positif COVID-19, dijual seharga Rp 1,5 juta. Harga tersebut sudah lengkap dengan payung, dan kain pelapis di dalamnya. Soal bahan, itu terbuat dari kayu campuran.

“Kalau khusus kayu jati, harganya sampai Rp 4 juta. Namun kalau kayu campur, ya paling hanya Rp 1,4 juta sampai Rp 1,5 juta,” jelasnya.

Lebih lanjut Yadi menjelaskan, peti mati untuk jenazah pasien positif COVID-19 memang dibuat khusus. Selain bahan dengan kayu lebar, juga tidak boleh ada celah sedikitpun.

Hal itu dimaksudkan agar tidak ada rongga udara atau lubang yang bisa mengakibatkan rembesan cairan dari si jenazah.

Selain itu, di dalam peti juga diberi kain pelapis.

“Tujuannya, jangan sampai cairan dari jenazah keluar atau merembes. Sebab kalau sampai merembes, sangat membahayakan terhadap warga atau petugas yang melakukan proses pemakaman. Karena itu, peti harus benar-benar rapet nggak boleh ada celah diantara sambungan kayu,” beber pengusaha peti mati yang sudah sejak tahun 1994 ini merintis usaha.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan