Harga Cabai di Pacitan Tembus Rp 60 Ribu Per Kg

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi cabai. (Foto: Istimewa)

Pacitanku.com, PACITAN – Harga kebutuhan pokok di pasar Minulyo masih stabil. Kenaikan harga bbm non subsidi, tarif tenaga listrik (TTL), dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) kendaraan bermotor belum berdampak pada kebutuhan pokok.

Hingga kemarin, sejumlah harga kebutuhan di pasar Minulyo masih stabil. Kecuali cabai rawit merah yang saat ini harganya melambung seperti di berbagai daerah lain. ‘’Cabai rawit merah memang sedang naik harganya dibanding komoditas yang lain,’’ terang Kepala Disperindag Pacitan, Supomo.

Di pasar Minulyo, cabai rawit merah dihargai Rp 60 ribu per kilogram. Itu jauh menurun dibanding saat pergantian tahun. Saat itu harga cabai rawit merah sempat menembus Rp 80 ribu per kilogram. Cabai rawit hijau tetap di angka Rp 36 ribu per kilogram.

Cabai keriting justru menurun. Dari Rp 45 ribu menjadi Rp 42 ribu. Gula pasir pun demikian. Dari Rp 15 ribu per kilogram, turun menjadi Rp 14 ribu per kilogram. Selain itu, telur ayam dan minyak goreng curah juga masih stabil, tetap di harga Rp 19 ribu per kilogram dan Rp 11 ribu per kilogram.

Supomo menilai, kondisi harga kebutuhan pokok secara umum masih dinilai aman. Meskipun harga cabai rawit merah naik, namun masih dalam batas wajar. Stoknya juga masih terpantau aman.




Selain sejumlah kebutuhan pokok itu, Supomo ambil contoh elpiji melon tiga kilogram. Stoknya terpantau aman hingga di tingkat pengecer. Harganya juga relatif stabil, Rp 18 ribu sampai di tangan konsumen. ‘’Di pasar tradisional Pacitan, harga-harga kebutuhan pokok masih relatif stabil. Terlebih jika dibandingkan daerah lain. Disini masih jauh lebih baik,’’ sebutnya.

Menurut Supomo, kondisi stabil harga kebutuhan pokok di pasar bisa saja berubah. Sebab, faktor yang bisa langsung mempengaruhi adalah distribusi. Saat ini, distribusi komoditas dari luar daerah ke Pacitan memang lancar.

Namun, ditakutkan kenaikan harga bbm non subsidi bisa berdampak pada harga. Pun, dari sekian kebutuhan pokok, yang paling diwaspadai Supomo adalah elpiji melon. Jika harga elpiji melon naik, maka dampaknya bisa semakin merembet ke yang lain. Misalnya, para pedagang kaki lima atau penyedia jasa warung makan hingga restoran.

Disamping itu, kenaikan harga elpiji melon juga bisa langsung berdampak pada konsumen rumah tangga. ‘’Dampaknya bisa kemana-mana kalau harga elpiji itu naik. Namun sejauh ini ya masih relatif normal kok. Masyarakat tidak perlu terlalu risau akan merembetnya kenaikan harga,’’ kata Supomo. (mg4/rif/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun