Kisah Pewayangan Rama Bargawa Sihir Malam Jumat di Hajatan Pacitan

oleh -132 Dilihat
Wayangan di Pacitan. (Dok.Pacitanku)
Wayangan di Pacitan. (Dok.Pacitanku)

 

Wayangan di Pacitan. (Dok.Pacitanku)
Wayangan di Pacitan. (Dok.Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN – Rama Bargawa, adalah salah satu tokoh wayang yang merupakan pertapa sakti ini bertekad membalikkan anggapan masyarakat kala itu yang terlalu mengagung-mengagungkan kasta kesatria.

Sepanjang hidupnya, Rama Bargawa habiskan untuk berkelana mencari perkara atau pembenaran sehingga tak ada satupun satria yang tak pernah diuji kesaktiannya oleh brahmana yang juga berjuluk Ramaparasu ini. Jelang akhir hayat, Rama Bargawa bertemu dengan Ramawijaya. Seperti biasa, Rama Bargawa menantang tanding dengan Ramawijaya.

Rama Bargawa mendekati Ramawijaya dan siap menyerang. Melihat hal itu Ramawijaya lalu mengambil gendewanya, dipasanglah anak panah, kemudian diarahkan ke Rama Bargawa. Saat itu barulah Rama Bargawa sadar bahwa dia berhadapan dengan Dewa Wisnu, karena selama ini tidak ada seorangpun satria yang sanggup mengarahkan senjata kepadanya kecuali Dewa Wisnu, dan Rama Bargawa menyerah.

Dewa Wisnu telah nitis kembali ke diri Ramawijaya untuk memparipurnakan tugas menumpas Rahwana yang kambuh kembali kejahatannya semenjak Arjunasasrabahu gugur. Ketika Rama Bargawa minta moksa (gugur dengan cara perang tanding), Ramawijaya menganjurkannya untuk kembali bertapa di hutan. Rama Bargawa kemudian kembali ke petapaan Dewasana, hidup sebagai brahmana.

Pada akhirnya, Rama Bargawa moksa di pertapaan Dewasana. Karena tingginya ilmu yang dimiliki dan dia menjalani darma secara benar maka dia diangkat derajadnya setaraf dengan para dewa. Itulah sebabnya Rama Bargawa atau Ramaparasu ini dalam kedudukannya sebagai dewa, bersama tiga dewa lainnya, Batara Narada, Batara Janaka, dan Batara Kanwa masih tampil mengiringi kepergian Sri Kresna yang juga titisan Dewa Wisnu ini, sebagai duta pada menjelang perang baratayuda.

Begitulah ringkasan kisah wayang Rama Bargawa yang dibawakan oleh seorang dalam fenomenal asal Desa Dersono, Pringkuku, Pacitan, Ki Dalang Purbo Asmoro saat menyihir ratusan penonton dalam agenda puncak Hari Jadi Pacitan (Hajatan) ke 270 di alun – alun Pacitan, Kamis malam (19/2/2015).

Ki Dalang muda yang merupakan alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta ini memang dalang kondang yang cukup fenomenal, karena Purbo Asmoro adalah salah satu dari tokoh-tokoh superstar seni pentas sekaligus tokoh karyacipta paling terkenal yang dikagumi kepiawaiannya di dunia pedalangan saat ini. Purbo yang saat pentas membawa tim karawitan Mayangkara  juga dianggap pelopor sentuhan klasik pada pewayangan modern, yang terkenal dengan istilah garapan.

Dalam agenda pentas wayang yang digelar mulai pukul 21.00 WIB hingga pukul 02.30 tersebut, juga turut dihadiri berbagai tokoh Pacitan, diantaranya Bupati Pacitan, Ketua DPRD, Wakil Bupati Pacitan, sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda) Pacitan, serta ratusan masyarakat pacitan yang memadati alun – alun Pacitan.

Meski sempat hujan, namun kepiawaian dalang muda kelahiran 1961 tersebut sukses menyihir para pecinta seni budaya wayang dan masyarakat Pacitan. (RAPP002)