Selama Libur Lebaran, 135 Wisatawan Melayang Diatas Pantai Taman

oleh -1 Dilihat
Flying Fox di Pantai Taman Hadiwarno. (Foto : Dok.Pacitanku)
Flying Fox di Pantai Taman Hadiwarno. (Foto : Dok.Pacitanku)

Pacitanku.com, NGADIROJO—Momentum libur Lebaran 1435 pekan lalu menjadi hari – hari yang cukup bersejarah bagi obyek wisata Pantai Taman, Hadiwarno, Ngadirojo. Pasalnya, setelah kurang lebih dua tahun pantai yang terletak di pinggir Jalur Lintas Selatan (JLS) Pacitan ini dikelola oleh tim Wisata Kampus TEB-PSLK Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), akhirnya berhasil mencatatkan rekor pengunjung terbanyak pada Lebaran tahun ini.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, obyek wisata yang paling disering dilihat adalah konservasi penyu, pantai Taman, kolam renang anak dan wahana Flying Fox terpanjang di Indonesia. Banyak diantara para wisatawan tersebut berasal dari luar Pacitan, seperti Jakarta, sumatra dan beberapa lainnya.

Selain itu, rekor tersendiri juga dicatatkan wahana flying fox di pantai berpasir putih tersebut. Tercatat, dalam 3 hari 135 orang merasakan melayang di atas lautan di flying fox terpanjang Indonesia itu.

Perlu Pengelolaan Lebih Profesional

Namun demikian, pengelolaan obyek wisata di Pantai Taman ini tak lepas dari berbagai saran dan kritik, terutama dari para wisatawan yang berkunjung. Salah satu yang disoroti adalah kurang terkelolanya dengan maksimal berbagai obyek wisata tersebut, sehingga pengelolaannya terkesan hanya setengah hati.

“Harusnya, jika ingin serius menjadikan pantai ini obyek wisata unggulan di Pacitan, pengelolaan dimaksimalkan, karena saya lihat, pengelolaan masih biasa saja, “ kata Sari, salah satu wisatawan asal Pemalang, Jawa Tengah, kepada Portal Pacitanku.

Lebih lanjut, Sari mengungkapkan bahwa beberapa wahana wisata, seperti konservasi penyu, masih dikelola belum maksimal, terbukti beberapa kolam masih kosong belum ada isinya. “Selain itu di kolam yang banyak penyunya, baunya amis, ini kan sebenarnya tidak pas, harus ada proses pengurasan kolam yang kontinyu, agar tidak amis seperti ini,” paparnya.

Selain itu, menurut Sari, akses jalan dari pantai menuju kawasan konservasi penyu dan wahana flying fox menurutnya terlalu jauh, sehingga ini bisa membuat orang yang berkunjung merasa cepat lelah. “Jarak dari pantai ke konservasi penyu sekita 500 meter, dan harus ditempuh jalan kaki karena jalanan berpasir, ini juga harus diantisipasi, agar para wisatawan nyaman,” pungkasnya.

Redaktur : Dwi Purnawan (Ikuti @dwi_itudua on twitter)