Pacitanku.com, TULAKAN – Meningkatnya intensitas penjualan hewan kurban menjelang Idul Adha pekan depan tampaknya mengundang penjual nakal untuk berbuat curang. Buktinya, sejumlah pedagang di pasar hewan Desa/Kecamatan Tulakan, Pacitan tepergok petugas tengah menjual hewan kurban yang tidak sehat. Sapi dan kambing yang mereka jual diindikasi memiliki penyakit mata, pilek, serta sekasies. ‘’Sebenarnya itu penyakit biasa. Tapi kalau untuk kurban kami minta harus yang benar-benar sehat,’’ kata Haryono, kabid Kesehatan Hewan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Pacitan, kemarin (7/10).
Dia menjelaskan, ada 55 ekor sapi dan 600 kambing yang diperiksa di pasar itu. Faktanya, sekitar sepuluh persen diindikasikan telah terjangkit penyakit tersebut. Sebenarnya, secara umum penyakit itu tidak terlalu berbahaya. Mengingat, tidak bisa menular kepada manusia. Hanya saja, pihaknya mengupayakan agar semua hewan kurban yang dijual dalam keadaan sehat. ‘’Meskipun tidak bahaya tapi kalau dibiarkan bisa menjadi masalah,’’ jelasnya.
Menyikapi pedagang yang nekat menjual hewan sakit, Haryono menambahkan, tidak akan memberi toleransi. Yakni, meminta penjual untuk membawa pulang hewan dagangannya. Hal itu dilakukan agar kambing maupun sapi yang dijual memiliki kualitas yang baik untuk dikonsumsi. Sehingga, pembelipun merasa tidak dikecewakan. ‘’Pokoknya kalau ada yang ketahuan nekat menjual, kami akan tindak tegas,’’ janjinya.
Apalagi, jika ada penjual yang nekat berlaku curang dengan cara mencopoti gigi hewan kurban agar terlihat sudah dewasa. Maklum, kambing maupun sapi yang sudah dewasa bisa dilihat dari gigi hewan tersebut. Disinyalir, hal tersebut untuk menaikan harga jual hewan di pasaran. Pun, pihaknya mengatakan tidak segan-segan memberi peringatan keras terhadap para pedagang yang melakukan tindakan curang itu. ‘’Itu sangat jelas merugikan orang lain, khususnya para pembeli,’’ ungkapnya.
Lebih lanjut, Haryono menegaskan bakal terus melakukan pemeriksaan ke pasar hewan yang ada di Pacitan. Tujuannya, untuk mencegah aksi para penjual nakal tersebut. Selain itu, dia juga melakukan upaya sosialisasi kepada para pembeli dengan cara memberikan pengetahuan tentang kriteria hewan kurban yang sehat. Sehingga, diharapkan nantinya tidak terjadi masalah dalam pelaksanaan penyembelihan hewan kurban. ‘’Tapi sekarang pembeli sudah banyak yang pintar memilih hewan kurban. Jadi, kami sudah merasa terbantu,’’ tandasnya.
Sumber : radar Madiun