Pacitanku.com, PUNUNG— Ketika anda pernah belajar sejarah pada waktu sekolah dulu, Pacitan seringkali disebut – sebut beberapa kali sebagai ibukota pra sejarah dunia, kalau tidak salah sering disebutkan dengan budaya pacitanian. Pacitan disebut demikian karena penemuan situs – situs manusia purba banyak ditemukan disini, di Pacitan.
Dan salah satu museum Goa tempat keberadaan manusia purba adalah Goa Song Terus. Song Terus berada di Kecamatan Punung, 45 menit arah barat dari jantung Kota Pacitan. Kebanyakansitus berupa goa-goa, yang berada di balik deretan Gunung Seribu. Sedikit informasi, Gunung Seribu adalah pegunungan panjang yang melintasi daerah selatan antara Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur, tepatnya melintasi Kabupaten Gunungkidul, Pracimantoro, dan Pacitan.
Tepatnya di wilayah Kali Baksooka, Desa Mendolo Lor, Punung, para ahli sejarah menemukan situs purbakala. Situs ini kemudian terkenal di dunia arkeologi karena menjadi rujukan salah satu kebudayaan Paleolitik Bawah. Para arkeolog menyebutnya sebagai kebudayaan Pacitanian, dengan perkakas khasnya kapak genggam. Termasyurnya nama Pacitan, mengundang berbagai arkeolog lain. Dari situlah, satu per satu,situs prasejarah ditemukan.
Bukti-bukti tentang keberadaan Song Terus, yang pernah dipakai sebagai ajang kegiatan dan tempat hunian manusia masa lalu, telah dibuktikan melalui berbagai temuan hasil penggalian arkeologis secara sistematis sejak tahun 1994 sampai sekarang.
Berbagai macam temuan yang dihasilkan sudah mencapai hitungan puluhan ribu sejak dalam penelitian dekade 5 tahun belakangan ini. Secara nyata, Song Terus telah memberikan andil yang sangat besar dalam peranannya sebagai salah satu sumber data sejarah padamasa lalu di Pacitan pada khususnya dan Pegunungan Sewu pada umumnya.
Jejak-jejak peninggalan budaya berupa industri alat batu, seperti: alat-alat masif dan serpih-bilah, alat-alat tulang, dan cangkang kerang serta berbagai macam temuan sisa fauna dan manusia yang terdapat di sini telah memberikan petunjuk dan mengisyaratkan adanya Goa sebagai hunian manusia masa lalu yang sarat akan tinggalan arkeologis.
Berdasarkan hasil penelitian, setelah dilakukan dating (penanggalan absolute menggunakan metode C14 dan U-Th-Red) terhadap sejumlah artefak temuan, maka diperoleh hasil bahwa lapisan “anthropik” di situs Song terus paling tidak sudah ada sejak 180000 tahun yang lalu. Sedangkan lapisan termuda berasal dari sekitar 45000 tahun lalu. (Francois Semah/ Museum national d’Histoire Naturelle, paris, Perancis; Kenedi Nurhan Arkeologi, KOMPAS, Desember 2000)