Pacitanku.com, PACITAN – Bulan Suro, atau 1 Muharram dalam kalender Hijriah, selalu menjadi penanda khusus bagi masyarakat Jawa.
Lebih dari sekadar pergantian tahun, momen ini menjadi titik temu mendalam antara nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal yang telah berakar kuat selama berabad-abad.
Bagi sebagian besar masyarakat Jawa, khususnya yang masih memegang teguh tradisi dan spiritualitas, Suro adalah waktu untuk berefleksi, bersuci diri, dan menanti keberkahan di tahun yang baru.
Menyambut peringatan yang sakral ini, Ketua DPRD Pacitan, Arif Setia Budi, berharap masyarakat dapat menjaga kondusivitas di wilayahnya.
Baca juga: Ketua DPRD Pacitan Arif Setia Budi Raih Gelar Doktor dari Unmer Malang Usai Teliti Pilkada
Dia menekankan pentingnya ketertiban dan keamanan agar proses spiritualitas dapat berjalan dengan aman dan nyaman.
“Kami berharap bulan Suro menjadi bulan yang penuh kemuliaan. Masyarakat Pacitan harus menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan. Jika hal ini sudah tercipta, maka proses spiritual yang sesuai dengan keyakinan masing-masing dapat berjalan dengan aman dan nyaman,” tutur ASB, Rabu (25/6/2025) di Pacitan.
Dengan perpaduan antara nilai-nilai religius dan adat istiadat, Suro tetap menjadi penanda penting dalam kalender Jawa, sebuah momen untuk berefleksi, bersuci diri, dan berharap akan keberkahan di tahun yang baru.
Lebih lanjut, ASB mengungkapkan bahwa Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) bersama DPRD telah menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) terkait pengamanan selama peringatan satu Suro.
“Beberapa hari lalu, kami telah melaksanakan Rapat Koordinasi dengan Forkopimda, Polres, TNI, Lanal, dan instansi terkait. Skenario pengamanan selama peringatan 1 Suro telah disiapkan. Harapannya, masyarakat dapat mematuhi hal tersebut,” pungkasnya.
Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.
