Nekat Seberangi Sungai Arus Deras Pakai Rakit, Petani di Ngadirojo Pacitan Tewas Tenggelam

oleh -567 Dilihat
EVAKUASI KORBAN TENGGELAM: Petugas bersama warga mengevakuasi jenazah Slamet (74), petani yang ditemukan meninggal dunia usai tenggelam di aliran sungai Ngadirojo, Pacitan, Jumat (16/5/2025) malam. (Foto: Istimewa)

Pacitanku.com, NGADIROJO – Nasib tragis menimpa seorang petani di Kabupaten Pacitan. Diduga nekat menyeberangi sungai yang tengah berarus deras menggunakan rakit darurat, Slamet, seorang petani berusia 74 tahun itu ditemukan meninggal dunia setelah sebelumnya dilaporkan hilang dan tenggelam.

Peristiwa nahas ini terjadi pada Jumat (16/5/2025) sore di wilayah Desa Hadiluwih, Kecamatan Ngadirojo.

Slamet adalah warga Dusun Jangkrik, Desa Hadiluwih Kecamatan Ngadirojo. Sehari-hari, Slamet mencari rumput untuk pakan ternaknya di kebun yang berada di seberang sungai. Seperti biasa, pada Kamis sore sekitar pukul 15.00 WIB, ia pergi menuju kebun tersebut.

Sekitar satu setengah jam kemudian, sekitar pukul 16.30 WIB, Slamet sempat berpapasan dengan saksi mata, Suntoro, yang juga warga setempat, di dekat lokasi.

Suntoro, melihat kondisi sungai yang mulai meninggi debit airnya akibat hujan, menawarkan tumpangan motor untuk pulang.

Namun, tawaran itu ditolak Slamet. Ia bersikeras untuk menyeberang sungai menggunakan rakit yang dibuat dari batang pisang.

“Saya sempat mengajak beliau pulang dengan membonceng motor, karena kondisi sungai saat itu sedang banjir. Tapi beliau menolak dan memilih menyeberang pakai rakit dari batang pisang,” tutur Suntoro, mengulang ajakannya yang berbuah penolakan.

Merasa khawatir, Suntoro kemudian menghubungi saksi kedua, Tumardi, agar memantau pergerakan Slamet dari kejauhan.

Tumardi lantas menyaksikan Slamet memulai upayanya menyeberangi derasnya aliran sungai dengan rakit sederhananya. Sesekali ia berjalan menuntun rakit di bagian sungai yang dangkal, namun saat memasuki area yang lebih dalam, ia kembali menaiki rakit tersebut.

Detik-detik menegangkan terjadi saat Slamet hampir tiba di tepi barat sungai. Ia dilaporkan sempat berusaha naik ke daratan dengan berpegangan pada rumpun rumput gajah, namun usahanya gagal.

“Sesampainya di pinggir barat sungai, Pak Slamet sempat berusaha naik dengan berpegangan rumput gajah, tapi nggak berhasil naik. Saya sempat teriak-teriak manggil dari atas tanggul, tapi nggak ada respons,”ungkap Tumardi.

Kekhawatiran yang semula dirasakan para saksi berubah menjadi kepanikan setelah Slamet tak kunjung terlihat.

Kejadian tersebut segera dilaporkan ke pihak Kepolisian Sektor Ngadirojo sekitar pukul 18.00 WIB. Tim gabungan bersama warga pun segera melakukan pencarian di sepanjang aliran sungai.

Setelah beberapa jam pencarian, upaya tim akhirnya membuahkan hasil. Sekitar pukul 21.00 WIB, warga menemukan sesosok jenazah di sebelah timur sungai, masuk wilayah Dusun Sogo, Desa Hadiwarno. Jenazah tersebut dipastikan adalah Slamet.

Kepala Kepolisian Sektor Ngadirojo, AKP Makhmuddi Kurnianto, S.H., membenarkan insiden tragis tersebut. Menurutnya, pihak keluarga telah menerima peristiwa ini sebagai musibah.

“Pihak keluarga menyampaikan secara tertulis bahwa mereka menerima kejadian ini dengan ikhlas sebagai musibah dan tidak menghendaki dilakukan penyelidikan lebih lanjut,” jelas AKP Makhmuddi.

Menindaklanjuti hal tersebut, pihak kepolisian langsung menyerahkan jenazah kepada keluarga untuk proses pemulasaraan dan pemakaman.

“Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi seluruh warga, khususnya mereka yang beraktivitas di dekat sungai, untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan, terutama saat debit air sungai meningkat drastis akibat cuaca buruk atau hujan deras,”kata Kapolsek.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.