Bupati Dukung Tradisi Ceprotan Lebih Dikenal Luas

oleh -136 Dilihat
Upacara adat Ceprotan menyambut bersih desa khas Desa Sekar, Kecamatan Donorojo, Pacitan kembali digelar. (Foto: Resi Wulandari/Pacitanku)

Pacitanku.com, DONOROJO – Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mendukung penuh upaya budaya Ceprotan dari Desa Sekar, Kecamatan Donorojo lebih dikenal.

Hal itu disampaikan oleh pria yang akrab disapa Mas Aji ini saat memberikan sambutan dalam Upacara Ceprotan pada Senin (13/5/2024).

Baca juga: Begini Semarak Ceprotan Tahun 2024, Tradisi Lempar Kelapa Asli Desa Sekar Donorojo

Menurut Mas Aji, upacara adat Ceprotan menjadi kebanggaan masyarakat Desa Sekar, Donorojo dan juga masyarakat Pacitan. Salah satu yang membuktikan, kata Bupati, adalah jumlah penontonnya yang luar biasa.

Atas dasar itu, Mas Aji menyebut Ceprotan memiliki nilai yang bisa dikembangkan, baik dari sisi prosesi budaya, animo masyarakat dan tentunya dampak positif yang bisa dirasakan dari sisi ekonomi.

Sehingga, kata Mas Aji, selain dari upaya masyarakat, pihaknya juga akan meningkatkan dan mengenalkan secara lebih luas upacara khas Desa Sekar ini.

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat menghadiri kegiatan upacara adat Ceprotan pada Senin (13/5/2024). (Foto: Resi Wulandari/Pacitanku)

“Pemerintah daerah juga akan berusaha meningkatkan dan mengenalkan tradisi ini kepada masyarakat luas baik melalui pemerintah provinsi maupun pusat,”kata dia.

Upacara bertajuk Ceprotan itu kembali digelar pada Senin (13/5/2024) di lapangan Dewi Sekartaji, Dusun Krajan Kidul, Desa Sekar, Kecamatan Donorojo, Pacitan.

Dalam kegiatan ini, turut dihadiri Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dan sejumlah tokoh masyarakat setempat.

Tradisi Ceprotan sendiri telah menjadi agenda tahunan. Tepatnya, saat ritual bersih desa. Yakni, tiap hari Senin Kliwon, bulan Longkang dalam kalender Jawa.

Dalam sejarahnya, Ceprotan sudah ada turun temurun terutama menyangkut tokoh Kaki Godhek orang pertama yang babat alas Desa Sekar.

Ceprotan menampilkan dua kelompok pemuda yang saling lempar buah kelapa muda jenis cengkir yang telah direndam selama beberapa hari.

Setelah usai rangkaian acara menyambut Ceprotan, upacara adat ini mulai digelar pada Senin petang spukul 17.00 WIB.

“Untuk ceprotan itu sendiri sudah dari nenek moyang kita terdahulu, kita cuma sebagai penerus tetap haru melestarikannya,”kata Mesidi, salah satu pelaku tradisi Ceprotan, saat ditemui Pacitanku.com di lokasi acara.

No More Posts Available.

No more pages to load.