Pacitanku.com, PACITAN – Peneliti independen dan inisiator jejaring pecinta sejarah dari Masa Lalu Pacitan (Masa Lupa) mengungkap sejarah dan asal usul kata Pacitan bukan sekedar dari buah pace.
Hal itu diungkapkan oleh Dhani Hargo, peneliti dari Masa Lupa saat menggelar diskusi pada Minggu (10/3/2024) di hotel Srikandi Pacitan.
Menurut Hargo, sapaan akrabnya, ada banyak arti dari kata Pacitan. Dimana, kata dia, setidaknya ada beberapa versi yang muncul.
“Ada 1 sampai 3 versi terpopuler yang selama ini berkembang, yaitu yang pertama yang diambil dari buah pace, kemudian yang kedua, melihat Pacitan dari kartografi, dan ketiga melihat pacitan dari sumber mangkubumi seperti dari tembang-tambang Jawa Kinanthi,”kata Hargo saat dikonfirmasi Pacitanku.com.
Hargo mengatakan asal usul Pacitan yang dimana bukan hanya sekedar dari kata buah Pace saja tetapi memiliki temuan-temuan lainnya.
Lebih lanjut, Hargo mengatakan dari linguistik, makna Pacitan itu berasal dari kata dasar ‘PA’ kemudian ‘CI’ dan ‘TAN.’
“Kata dasar PA-CI-TAN, dugaan pertama dari kata CI disebut sungai, kemudian dugaan kedua adalah pikiran/kesadaran dan dugaan ketiga Bangunan suci yang disebut caitya,”jelas dia.
Dalam diskusi bertajuk ‘ Penelusuran Sejarah asal dan arti kata Pacitan’ itu, Hargo mengundang sejumlah elemen, diantaranya para pelajar dan komunitas karang taruna.
Turut hadir juga Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), seperti Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Turmudi dan Kepala Dinas Perpustakaan Pacitan Amat Taufan, serta sejumlah tokoh lain.
Hargo mengungkapkan dibentuknya Masa Lupa ini berawal dari kegelisahan, utamanya tentang berbagai sumber dan referensi Sejarah .
“Masa Lupa itu terbentuk awalnya dari kegelisahan, ada beberapa yang bagi saya bersejarah secara personal, yang kedua lebih fenomena teknologi kalau zaman dulu pengarsipan orang Indonesia itu adalah dari dongeng, dari dongeng itu turun temurun karena ada tradisi berdongen dari orang tua ke anak atau kakek ke cucu seperti itu,”jelas dia.
Tak hanya itu, Hargo mengungkapkan kondisi saat ini penelusuran sejarah itu cenderung putus karena lebih memilih teknologi itu sendiri seperti handphone.
“Dan sebenarnya dongeng orang tua itu pastinya banyak dan memiliki versi masing – masing,”tandas dia.
Atas latar belakang itu, Hargo mengatakan kayaknya harus ada wadah yang bisa segera mendokumentasikan cerita – cerita tersebut maka salah satunya dibentuk Masa Lupa.
“Sebenarnya masa lupa ini bukan komunitas, karena komunitas cenderung banyak orang kalau bagi saya masa lupa ini suatu jejaring artinya dimana dua orang yang ngobrol tentang sejarah itu sudah jejaring,”paparnya.
Dia berharap dengan kegiatan ini bisa memantik kepedulian berbagai pihak untuk lebih peduli terkait isu sejarah, salah satunya sejarah Pacitan.
“Dari jejaring ini semoga bisa membesar tidak hanya saya dan teman saya saja tetapi bisa berkembang dengan masyarakat luas. Dengan harapan ini bisa masuk di sekolah-sekolah, semoga ini masih bisa berlanjut lagi dari adanya mengundang anak-anak itu tadi dengan harapan juga ikut gerak dan mencintai sejarah disekitar kita,”pungkasnya.
