Pacitanku.com, SURABAYA — Kabar duka. Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia periode 2010-2014 Hermanto Dardak meninggal pada Sabtu (20/8).
Kabar soal meninggalnya Hermanto Dardak disampaikan oleh putranya, Emil Elestianto Dardak via sambungan whatsapp. “Benar, pukul 03.25 WIB, dini hari,” kata Emil, Sabtu.
Emil Dardak mengungkapkan rasa bangganya karena telah memiliki sosok ayah seperti Hermanto Dardak, sekaligus menyertakan lagu favorit sang ayah ‘My Way‘ karya Frank Sinatra.
“Farewell my lifelong inspiration. Im so proud to have you as my father. This is your favorite song.,” tulis Emil Dardak dalam unggahan instagram story miliknya.
Hermanto meninggal dunia di Pekalongan dalam perjalanan seusai menghadiri seminar nasional mengenai pemindahan ibukota negara di Semarang.
Hermanto meninggalkan seorang istri, Sri Widayatie, dan 3 orang anak, Emil Elestianto Dardak (Wakil Gubernur Jawa Timur), Amila Alistiawati dan Eron Ariodito. Putra ketiga Hermanto, Eril Arioristanto Dardak telah meninggal dunia sebelumnya pada tahun 2018.
Profil Achmad Hermanto Dardak
Dihimpun dari berbagai sumber, Hermanto Dardak memiliki nama lengkap Achmad Hermanto Dardak. Putra kelahiran Trenggalek, 9 Januari 1957 dari pasangan KH Mochamad Dardak dan Siti Mardiyah.
Hermanto Dardak menempuh studi di Trenggalek hingga lulus dari SMA Negeri 1 Trenggalek, dan melanjutkan pendidikan mengambil pendidikan di Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1975 dan lulus tahun 1980.
Setelah lulus dari ITB, ia meneruskan studi Master di Teknik Sipil Universitas New South Wales, Australia dan lulus 1985 dan mendapat gelar doktor dari Universitas yang sama pada tahun 1990.
Prestasi Hermanto yang merupakan lulusan doktor dari University of New South Wales Australia telah mendapat pengakuan internasional. Hermanto menjadi orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan bergengsi Professional of the Year dari International Road Federation. Hermanto Dardak juga menjadi ketua organisasi permukiman internasional EAROPH, dan memimpin REAAA (Road Engineering Association for Asia and Australiasia).
Mendedikasikan Diri Dalam Dunia Pembangunan Infrastruktur
Selama hidupnya, Hermanto Dardak berdedikasi dalam dunia pembangunan infrastruktur dengan terlibat sebagai insinyur sipil di Indonesia.
Seusai lulus, Hermanto meniti karir sebagai PNS di Kementerian Pekerjaan Umum. Karir Hermanto melesat hingga menjadi Kepala Biro KLN di usia 38 tahun, dan selanjutnya menjadi Dirjen Penataan Ruang dan berperan melahirkan UU Penataan Ruang 2007.
Hermanto kemudian diamanahi sebagai Dirjen Bina Marga dan diantaranya berperan menuntaskan pembangunan jembatan Suramadu, mengatasi banjir tol bandara Soetta dengan pembangunan jalur tol elevated.
Hermanto mencapai puncak karirnya saat diamanahi sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum periode 2009-2014, dimana dalam kapasitas tersebut Hermanto berperan menginisiasi berbagai rintisan infrastruktur strategis seperti bendungan, jalan tol trans Sumatra melalui konsep penugasan (Hermanto menjabat komisaris utama Hutama Karya periode 2007-2014).
Pasca menjabat Wakil Menteri, Hermanto mendapat tugas khusus untuk merintis pendirian Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) dibawah Kementerian PUPR.
Di dunia keinsinyuran, Hermanto mendapat amanah memimpin sebagai Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia periode 2015-2018, dan turut membidani lahirnya UU Keinsinyuran dan pembangunan menara Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Atas segala pengabdiannya untuk profesi dan pemerintahan, Hermanto memperoleh penghargaan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, pada tahun 2014.
Selain itu beberapa penghargaan lain didapatnya seperti Honorary Fellow dari Institution of Engineer Asia, Distinguish Alumni Award Australia, Insinyur Profesional Utama dari Persatuan Insinyur Indonesia(PPI) dan Legacy Award dari Ikatan Ahli Perencana (IAP).
Saat ini, Hermanto Dardak dipercaya sebagai ketua tim pengarah pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Kementerian PUPR dan turut berperan menentukan titik nol IKN.