Pacitanku.com, PACITAN – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Pacitan menyampaikan penjelasan terkait kemunculan figur Gagarin, sebagai calon wakil bupati Pacitan mendampingi Indrata Nur Bayuaji, dari Partai Demokrat.
Menurut Wakil Ketua Bidang Komunikasi Media, Penggalangan Opini, Ormas Dan Kerjasama Antar Lembaga, DPD Partai Golkar Pacitan, Hadi Suwarno, bahwa terpilihnya Gagarin sebagai bakal calon wakil bupati dan mendampingi bakal calon bupati dari Partai Demokrat, tentu melalui proses cukup panjang.
Bahkan berbagai dinamika sempat mewarnai proses tersebut.
“Namun yang pasti bahwa kemunculan sosok Gagarin, sebagai calon wakil bupati, merupakan keputusan partai dan bukan atas keputusan pribadi,” kata pria yang akrab disapa Nano, saat menggelar konferensi pers di Sekretariat DPD Partai Golkar Pacitan, Senin (7/9).
Nano mengakui, keputusan tersebut sempat memunculkan pro-kontra. Tak sedikit masyarakat yang mungkin kecewa dengan keputusan tersebut. Semula, Gagarin sangat diharapkan oleh masyarakat pendukungnya, dicalonkan sebagai bupati.
Meski pada akhirnya harus menerima sebagai calon wakil bupati dan mendampingi calon bupati dari Partai Demokrat.
Fenomena ini memang sempat memunculkan beragam opini dan saling hujat di jejaring media sosial. Akan tetapi, semua itu sudah menjadi keputusan jajaran kepengurusan tertinggi masing-masing partai.
Baik dari jajaran DPP Partai Golkar maupun jajaran DPP Partai Demokrat.
“Sekali lagi, ini keputusan tertinggi partai yang harus dilaksanakan dan ditaati. Jadi karena alasan itulah, beliau (Gagarin) harus melaksanakan. Kami harap masyarakat bisa memahami dinamika tersebut. Bukan karena ambisi atau niat pribadi. Namun ini sebagai keputusan tertinggi partai,”beber purna bakti ASN lingkup Pemkab Pacitan tersebut.
Selain itu, Nano juga meluruskan adanya beragam tudingan miring, kalau Gagarin dikatakan telah mengkhianati atau melecehkan kyai. Kabar tersebut, lanjut Nano, sangat tidak benar.
Diakuinya, sebelum ada keputusan koalisi dengan Partai Demokrat, Gagarin memang sempat melakukan baiat oleh jajaran kepengurusan wilayah Nahdlatul Ulama.
Namun, lanjut Nano, semua itu tidak ada korelasinya dengan pencalonan Gagarin sebagai calon bupati kala itu. Selama ini, Golkar secara umum ataupun Gagarin secara personal, sangat intens menjalin komunikasi dengan para kyai dan juga NU secara organisatoris.
“Kita pahami bahwa NU bukan milik sekelompok. Namun NU ada dimana-mana dan untuk semua umat Islam tentunya. NU lebih mengedepankan politik kebangsaan dan bukan berpolitik praktis. NU lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI,” jelasnya.
Sementara itu, hadir pada kesempatan jumpa pers, beberapa anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Pacitan. Seperti Lancur Susanto, Sriwidowati, Tejo, Prabowo, dan beberapa jajaran kepengurusan lainnya.
Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan
Video Didukung Koalisi “Gemuk”, Berapa Target Perolehan Suara Aji-Gagarin di Pilbup Pacitan?