Pacitanku.com, PACITAN– Berpolitik yang santun dan bermartabat menjadi salah satu filosofi bagi relawan pemenangan bakal calon bupati, Indrata Nur Bayuaji, atau Nyawiji. Bahkan mereka, memiliki prinsip selalu menghormati dan menghargai lawan dalam mencari ceruk suara.
Ketua relawan pemenangan Nyawiji, Arif Setya Budi mengatakan, situasi politik seperti sekarang ini, dimana segala macam cara dilakukan untuk menjatuhkan lawan politik. Sampai kepada hal-hal yang suci dalam kehidupan manusia, menjadi wilayah yang seksi untuk dimainkan.
“Sehingga akan mengganggu stabilitas logika dan memperkeruh cara berpikir masyarakat terutama mereka yang awam berpolitik,” ujarnya, Rabu (4/3/2020).
Arif yang juga anggota Fraksi Partai Demokrat, DPRD Pacitan ini menegaskan, perlu diingat Nyawiji harus tetap digelorakan dan dikabarkan bagi siapapun mereka, tidak terkecuali. Sebab dari insan Nyawiji inilah akan banyak memberi warna dan corak berpolitik yang dilandasi etika kesantunan.
Nyawiji, lanjut legislator yang hendak mengambil gelar doktor ini, dinilai sebagai kekuatan gaib yang bisa diwujudkan di Pacitan.
“Dengan adanya niat, keinginan dan cita-cita bersama serta dilaksanakan oleh setiap individu. Kalau antara niat, keinginan, cita-cita menyatu dalam tingkahlaku maka akan memberikan pecerahan, keyamanan, keamanan dan rasa memiliki pada setiap individu yang tergabung dalam kesepakatan,” jelasnya.
Mudah-mudahan Nyawiji menjadi doa yang selalu dipanjatkan dan diharapkan oleh setiap individu agar semua yang tergabung di dalamya rukun, damai, sehat sentosa dan bahagia. Sebab karena itulah persatuan dan kesatuan itu tetap terjaga dan tetap nyawiji.
“Dengan nyawiji seperti menjaga amanat para pendiri Pacitan. Menjaga persatuan dan kesatuan, karena dengan bersatu kita teguh. Biarpun berbeda pandangan politik, Nyawiji tetap sebagai wujud menyatunnya ucapan dan tingkahlaku. Saya berharap masyarakat Pacitan dapat mewujudkan Mas Indrata Nur Bayuaji sebagai Bupati Pacitan, Insyaallah aamiin,” harap Arif.
Pewarta: Yuniardi Sutondo
Penyunting: Dwi Purnawan