Sempat Viral, Pembangunan Neonbox di Gunung Lanang Akhirnya Dihentikan

oleh -1 Dilihat
DIHENTIKAN. Pemasangan neonbox diatas Gunung Lanang akhirnya dihentikan. (Foto: Istimewa)

Pacitanku.com, KEBONAGUNG – Proyek pemasangan neonbox di kawasan Gunung Lanang, Desa Punjung, Kecamatan Kebonagung yang sempat viral di media sosial akhirnya dihentikan.

Sebagai informasi, peristiwa tersebut muncul saat salah satu warganet mengunggah foto-foto pemasangan neonbox di puncak Gunung Lanang di grup facebook warga Pacitan pada Senin (10/2/2020). Bukannya mendapat simpati, namun foto-foto tersebut justru menuai banyak kritik warganet.

Mayoritas warganet menilai pemasangan neonbox di Gunung Lanang itu tidak tepat karena merusak kealamian gunung yang menjadi favorit pendaki di Pacitan tersebut.

Tak tanggung-tanggung, warganet dengan kompak kemudian menyuarakan tagar #savegununglanang. Setelah beberapa hari menjadi viral dan perhatian masyarakat, pertemuan untuk menyelesaikan persoalan tersebut digelar.

Kesepakatan penghentian proyek dari Pemerintah Desa (Pemdes) Punjung tersebut muncul setelah adanya pertemuan dari sejumlah aktivis, warga dan Pemdes Punjung yang difasilitasi oleh Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Kebonagung pada Kamis (13/2/2020) malam di Desa Punjung, Kecamatan Kebonagung.

Sekretaris Desa Punjung, Kebonagung, Purwo saat dikonfirmasi Pacitanku.com, Jumat (14/2/2020) mengatakan awalnya pihak desa ingin mengembangkan kawsan tersebut dengan konsep wisata gunung.

“Awalnya untuk membangun wisata gunung, tulisan Gunung Lanang itu untuk identitas gunung, sudah masuk di anggaran desa dan mulai pembangunan sejak Januari 2020, sebelum dihentikan, pembangunan sudah 80% karena sudah tinggal pasang tulisan,”ungkapnya.

Namun setelah adanya kritik dari sejumlah pihak dan sempat viral di media sosial, Purwo mengatakan pihaknya akhirnya mengentikan pembangunan neonbox dengan anggaran desa senilai Rp14 juta tersebut.

“Berkaitan dengan masukan masukan dari teman-teman dari medsos, sementara kami menghentikan, kami berusaha untuk memindahkan neonbox ke bawah, dan kami menerima masukan dari Pak Sekcam untuk ditindaklanjuti,”ujar Purwo.

Purwo mengatakan, sejumlah masukan dari masyarakat yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah tidak membangun bangunan diatas gunung yang berakibat bisa mengurangi kealamian gunung Lanang.

“Kalau teman-teman itu masukannya memang kalau bisa jangan membangun diatas, karena mengurangi kealamian gunung,”tandasnya.

Sehingga, atas hasil dari pertemuan tersebut, pihaknya berencana memindahkan pembangunan neonbox tersebut ke bawah.

Pertemuan warga, Pemdes dan aktivis terkait persoalan pemasangan neonbox di Gunung Lanang. (Foto: Burhan Rizza)

“Mindahnya itu kita bangun yang baru, yang sudah jadi apa kita bongkar apa kita fungsikan untuk tempat duduk juga masih dimusyawarahkan, dan untuk pemindahannya di bawah gunung, namun karena lahan yang dibawah itu milik pribadi belum ada persetujuan dari pemilik lahan, kita akan koordinasi lagi, intinya Insyaallah ditindaklanjuti dengan dipindah,”jelasnya.

Sementara, Ketua Karang Taruna (Kartar) Pacitan, Mulyadi saat dihubungi Pacitanku.com melalui sambungan telepon membenarkan pembangunan neonbox tersebut dihentikan dengan sejumlah masukan bagi pihak desa.

“Semalam ada dari beberapa teman-teman seniman, budayawan, fotografer diadakan pertemuan dengan Pemdes Punjung, dan Alhamdulillah sudah ada titik temu, pemasangan neonbox diatas gunung dihentikan dan rencana akan dipindah dibawah, yang kemudian diatas itu berharap tidak lagi dibangun,”kata pria yang juga dosen STKIP PGRI Pacitan ini.

Untuk pembangunan neonbox dibawah, Mulyadi mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya hal tersebut kepada Desa setempat proses pembangunannya.

Selain itu, Mulyadi juga menyebutkan dalam pertemuan tersebut disampaikan beberapa usulan terkait pengoptimalan bangunan yang sudah ada diatas.

“Rencana nanti akan dimanfaatkan, tidak meneruskan bangunan, tapi dioptimalkan, namun bentuknya masih dalam pembahasan, tadi malam itu mengusulkan itu dikasih tempat duduk dari kayu atau tanaman yang berguna untuk pegunungan,”pungkasnya.

Pewarta: Dwi Purnawan