Penggagas Kethek Ogleng Raih Penghargaan Bupati Pacitan

oleh -0 Dilihat
Penggagas Kethek Ogleng Mbah Sukiman raih penghargaan Bupati Pacitan beberapa waktu lalu. (Foto: Humas Pemkab Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Sutiman, pengagas kesenian asli Pacitan, Kethek Ogleng yang berasal dari Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan mendapatkan penghargaan sebagai tokoh pelestari budaya dalam momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional yang digelar pada Rabu (2/5/2018) di halaman Pendopo Kabupaten Pacitan.

Selain Sutiman, Pemkab Pacitan melalui Bupati Indartato juga memberikan penghargaan kepada dalang cilik Gendang Gondo Waskito dari SDN Karangnongko II Kebonagung.

Sebagai informasi, dalang cilik Gendang meraih predikat sebagai dalang hangabehi dalam festival dalang bocah 2018. Tak hanya itu, Gendang juga meraih penghargaan dalang Sabet Terbaik Non Rangking dalam festival yang digelar bulan April 2018 tersebut.

Baca juga: Inspirasi dari Seni Tari Kethek Ogleng dari Tokawi

Dalam peringatan Hardiknas tersebut, Indartato juga memberikan penghargaan kepada sanggar tari Kridha Rahayu dari Desa Hadiluwih Kecamatan Ngadirojo, peraih juara dua dan penata musik terbaik dalam festival cipta seni pertunjukan tingkat provinsi serta SKB Pacitan yang berhasil meraih juara pertama tingkat provinsi lomba tari tradisional.

Dihubungi terpisah, pengelola Sanggar Kethek Ogleng Condro Wanoro Sukisno berharap penghargaan yang diberikan kepada Sutiman menjadi motivasi bagi pelestari kethek Ogleng di Pacitan.“Semoga dengan pemberian penghargaan ini bisa menjadi motivasi semangat para generasi pelestari seni Kethek Ogleng  termasuk keluarga besar Condro Wanoro,”katanya kepada Pacitanku.com.

Penghargaan ini adalah penghargaan kedua yang diperoleh Sutiman dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Sebelumnya pada tahun 2017, Sutiman bersama dua seniman lainnya, yakni Sutiman, Sukisno dan Suratno mendapat penghargaan gelar penewu atau pegiat budaya di tanah Jawa dari keluarga keraton kasunanan Surakarta, baru-baru ini di kompleks Keraton Kasunanan Surakarta, Jawa Tengah.

Baca juga: Kethek Ogleng Diharapkan Lebih Dikenal Sebagai Budaya Asli Indonesia

Sebagai informasi, Sutiman berhasil menciptakan seni Kethek Ogleng tersebut sudah ada sejak tahun 1963. Saat itu, Sutiman yang berprofesi sebagai petani berhasil menciptakan gerak tari Kethek Ogleng saat masih berusia 18 tahun.

Penamaan Kethek Ogleng diambil dari nama binatang yaitu kera dalam bahasa jawa, sementara ogleng berasal dari bunyi gamelan yang berbunyi gleng-gleng. Tari Kethek Ogleng pertama kali ada di tempat orang punya hajat perkawinan tepatnya akhir tahun 1963, adapun entas tersebut terlaksana atas permintaan Kepala Desa Tokawi pada waktu itu Haryo Prawiro.

Selanjutnya, sejarah Kethek Ogleng terus diakui, seperti pada akhir tahun 1964, Dinas Pendidikan atas persetujuan Bupati RS Tedjo Sumarto, meminta Sutiman agar tari Kethek Ogleng menggunakan cerita rakyat Panji Asmorobangun.

Baca juga: Pemkab Dukung Tari Kethek Ogleng Jadi Event Wisata Budaya Pacitan

Perkembangan tari Kethek Ogleng sendiri juga sudah diakui oleh Pemkab. Terbukti beberapa tahun silam seni tari Kethek Ogleng dimodifikasi dalam seni tari kontemporer yang mengadopsi cerita Kethek Ogleng dengan tajuk Pacitan Bumi Kaloka. Tarian Pacitan Bumi Kaloka yang terinspirasi dari tari Kethek Ogleng sendiri sudah tampil beberapa kali di tingkat provinsi maupun nasional.