Pacitanku.com, AMBON – Media sosial memiliki peranan penting dalam upaya menumbuh kembangkan kearifan lokal. Hal tersebut disampaikan oleh praktisi dan pengamat media sosial, Dwi Purnawan dalam Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJ-TD) yang digelar oleh Forum Lingkar Pena (FLP) wilayah Maluku pada Rabu (20/12/2017) di Hotel Amaris Kota Ambon, Provinsi Maluku.
“Cara yang paling efektif dan efisian dalam upaya menumbuhkembangkan kearifan lokal adalah melalui media sosial,”katanya.
Dia menyebut bahwa pengelolaan media sosial dalam upaya pembangunan bisa dilakukan oleh generasi muda di Maluku dalam upaya menuju perubahan.
“Di era digital, kita diajak untuk masuk dan menjadi bagian dalam upaya literasi, sehingga seharusnya kita menjadi content creator, kuncinya fokus, kontinyu dan konsisten bikin karya lalu di unggah ke media sosial,” tandas founder Pacitanku.com ini.
Secara khusus, Dwi berbagi pengalaman mengelola media sosial dan dalam upayanya membantu menjadi perantara informasi ke publik dan sebagai sarana efektif menumbuh kembangkan kearifan lokal.
“Saat Pacitan terkena bencana alam beberapa waktu lalu, kebetulan kami memiliki akun Instagram Pacitanku, kemudian terus update informasi terkini tentang kebencanaan tersebut, Alhamdulillah turut membantu menyampaikan informasi kepada publik,”katanya lagi.
Gerakan Literasi Nasional
Adi Syaiful Mukhtar, pemimpin redaksi jurnal Kantor Bahasa Maluku dalam kesempatan yang sama menyebut bahwa bahasa sebagai bagian dari literasi sangat memiliki peranan penting dalam upaya membangun Indonesia dari sisi pendidikan.
Adi mengatakan bahwa seyogianya generasi muda di Maluku memegang tiga prinsip dalam konteks literasi, yakni mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah dan menguasai bahasa asing. Apalagi, saat ini menurutnya Kemendikbud sedang menyukseskan program Gerakan Literasi Nasional.
Secara khusus, Adi memfokuskan bahwa salah satu peranan yang bisa diambil komunitas adalah melestarikan bahasa daerah.
“Di Maluku itu setidaknya ada 49 bahasa daerah yang sudah diverifikasi kantor bahasa Maluku, dan peran komunitas bersama kami di Kantor bahasa bisa melestarikan bahasa daerah tersebut sebagai bagian dari literasi budaya,”jelasnya.
Muhammad Nasir Pariusamahu, Ketua FLP Maluku dalam keterangannya mengatakan bahwa pelatihan ini digelar sebagai upaya membentuk para penulis yang diharapkan membawa Maluku menjadi daerah yang berkeadaban.
“Tema kita hari ini adalah pelatihan jurnalistik menuju Maluku yang berkeadaban, diharapkan para peserta yang terdiri dari para mahasiswa dan siswa sekolah memiliki skill jurnalistik dasar, baik itu literasi, videografi dan skill desain art,” katanya.
Acara training jurnalistik ini sendiri diikuti tak kurang dari 150 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan siswa di sejumlah sekolah di Kota Ambon Provinsi Maluku. Selain literasi, dalam kesempatan tersebut peserta juga dilatih teknik videografi dan juga teknik desain di komunitas art. (RAPP002)