Warga Pacitan Dihibur Penampilan Memukau Para Seniman dalam “Kita Menari”

oleh -0 Dilihat
para penari menampilkan gerakan tari dalam Kita Menari. (Foto: Richo Dwi Cahyo/Pacitan Muda)
para penari menampilkan gerakan tari dalam Kita Menari. (Foto: Richo Dwi Cahyo/Pacitan Muda)

Pacitanku.com, PACITAN – Suguhan seni budaya karya seniman lokal Pacitan terus bermunculan. Terbaru, sanggar tari Pradnya dari Arjowinangun Pacitan menggelar pentas “Kita Menari” pada Sabtu (28/1/2017) yang digelar di Gedung Gasibu Swadaya, Baleharjo, Pacitan. Warga Pacitan pun dihibur dengan kelihaian para penari menampilkan gerak tubuh disertai alunan musik yang elok.

Informasi yang dihimpun Pacitanku.com, pentas “Kita Menari” yang merupakan garapan sanggar tari Pradnya menampilkan lima karya tari, yakni tari kidang, tari Bajidor Kahot, tari Ngremo, tari Bambangan Cakil dan karya tari Sesaji Sekartaji.

Penampilan utama dalam agenda kita menari ini adalah karya tari sesaji sekartaji. Sesaji merupakan wujud syukur kepada yang kuasa dan bentuk pengharapan supaya dijauhkan dari bahaya. Dan sebagai informasi, Dewi Sekartaji adalah tokoh wanita dalam ceria Panji yang selalu memperjuangkan cintanya. Sang koreografer Rani Iswendar sendiri yang merancang tari ini dengan diiringi musik salam dari tengger, uluk-uluk dan sesembahan dari album potro joyo.

Selain penampilan utama, ada empat tarian lain yang ditampilkan, seperti tari kidang. Tari kidang sendiri merupakan jenis tari yang melatih gerak tubuh yang imajinatif yaitu gerak tari yang menirukan rusa.


Gerak yang energik, lompatan, permainan level tubuh yang kompleks, mulai dari duduk, jengkeng sampai melompat menjadikan tari ini lebih menyenangkan bila ditarikan anak-anak. Dalam pentas tari kidang ditarikan 18 penari dengan penata tari  dan musik Untung Mujiono.

Selain tari kidang, juga ditampilkan tari Bajidor Kahot, yang merupakan tari kreasi baru sunda bali, musik dan gerak menggunakan komposisi bali daa sunda, energik lincah dan tegas. Tari ini ditampilkan oleh penari Hensa, Vinia, Ajeng, Aulia dan musik Samba Sunda.

Tak kalah menarik tari Ngremo yang merupakan khas Jawa Timuran ini ditampilan secara apik oleh penari Reva. Tarian ini sendiri menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi slebih sering dtarikan oleh penrempuan, sehingg  memunculkan gaya tarian yang lain Ngremo putri atau tari remo gaya perempuan.

Terakhir, dalam penampilan ini juga ditampilkan tari bambangan cakil yang merupakan tari klasik jawa gaya surakarta. Tari ini menggambarkan perangai baik dan buruk, dimana kebaikan mengalahkan keburukan, yang ditarikan oleh tokoh cakil dan bambang wsanggeni dalam cerita mahabarata. (RAPP002)