Stok Pupuk Tinggal 5 Ribu Ton, Pacitan Krisis Pupuk Bersubsidi

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi Pupuk bersubsidi
Pupuk bersubsidi
Pupuk bersubsidi

Pacitanku.com, PACITAN – Kelangkaan pupuk bersubsidi tampaknya bakal sulit dihindari. Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Pacitan pun terancam lempar handuk setelah pengajuan tambahan alokasi pupuk bersubsidi tak kunjung terealisasi. ‘’Kami mengajukan tambahan sekitar seribu ton. Tapi belum realisasi,’’ ujar Totok Bagianto, Kabid Sarana Prasarana dan Penyuluhan Distanak Pacitan, baru-baru ini.

Totok mengatakan, tanpa tambahan jatah tersebut sulit bagi pihaknya mengantisipasi kelangkaan. Pasalnya, alokasi pupuk untuk kebutuhan Oktober-Desember 2016 sudah terserap untuk menutup kebutuhan bulan September. Karena target tanam padi yang semula dipatok sekitar 43 ribu hektare ternyata bertambah lantaran ada anomali cuaca. ‘’Sehingga, perlu ada tambahan pupuk pada musim tanam Oktober-Desember,’’ imbuh Totok.

Menurut dia, sisa alokasi pupuk bersubsidi untuk Pacitan saat hanya tersisa sekitar 5 ribu ton. Jumlah itu dipastikan bakal jadi rebutan petani. Pun, tidak dapat mencukupi kebutuhan areal tanam dua bulan mendatang. Untuk itu, dia berharap secepatnya alokasi pupuk bersubsidi yang diajukan pemkab segera disetujui. ‘’Secepatnya kalau bisa. Karena petani memang lagi membutuhkan. Apalagi, para petani sudah ada beberapa yang kembali memulai masa tandur,’’ ungkapnya.


Dengan minimnya stok pupuk bersubsidi, lanjutnya, distanak harus berupaya meredam gejolak di kalangan petani. Untuk antisipasi, distanak sudah meminta rekomendasi dari petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) terkait kebutuhan riil pupuk. ‘’Memang menurut peraturan bupati (perbup) 35/2014 seharusnya serapan pupuk itu perbulan. Tapi, apabila menyangkut masalah tanaman tidak bisa begitu,’’ ungkapnya.

Untuk mengatasi masalah kelangkaan pupuk, pihaknya juga akan menerapkan perubahan distribusi pupuk ke kelompok tani. Yakni, semula distributor memasok kebutuhan ke tiap kecamatan sekarang langsung ke desa-desa.

Selain merubah mekanisme distribusi, lanjut Totok, mau tidak mau petani membeli pupuk non subsidi. Meski harga tebusnya hingga dua kali lipat dari harga pupuk bersubsidi. ‘’Petani juga diimbau menambal kekurangan kebutuhan pupuk dengan membuat pupuk organik,’’ ujarnya.

Sekadar diketahui, alokasi pupuk bersubsidi untuk wilayah Pacitan sekitar 25.971 ton. Jumlah itu dinilai kurang untuk memenuhi kebutuhan areal tanam. Apalagi target luas tanam padi pada tahun ini bertambah. Dari awalnya 43.816 hektare menjadi 44.777 hektare. (her/yup/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun