Berkat Inovasi, Batik Pace Pacitan Bisa Tembus Pasar Internasional

oleh -4 Dilihat
Ibas saat memilih batik Pace Pacitan. (Foto : Twitter @Edhie_Baskoro)
Ibas saat memilih batik Pace Pacitan. (Foto : Twitter @Edhie_Baskoro)
Ibas saat memilih batik Pace Pacitan. (Foto : Twitter @Edhie_Baskoro)
Ibas saat memilih batik Pace Pacitan. (Foto : Twitter @Edhie_Baskoro)

Pacitanku.com, PACITAN – Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR-RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) optimistis industri kreatif kerajinan batik khas Pacitan mampu menjadi produk berkualitas dan bisa menembus pasar internasional. Hal itu disampaikan saat mengunjungi Pacitan bersama Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ani Yudhoyono baru – baru ini.

Anggota DPR-RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) VII Jawa Tmur ini pun meminta agar batik khas Pacitan yang dikenal dengan motif pace terus dijaga kelestariannya. “Batik dengan motif buah Pace atau mengkudu menjadi batik khas dan unggulan dari kabupaten Pacitan, Batik Pacitan dengan motif buah Pace yang tersusun rapi memiliki arti sebuah ketulusan dan pengabdian,” paparnya usai mengunjungi sentra batik tulis Pacitan.

Menurut Ibas, industri kecil batik tulis Pacitan selama beberapa tahun terakhir terus berkembang menjadi sentra-sentra produksi unggulan daerah. Untuk itu, Ibas berpendapat bahwa besarnya peluang usaha tersebut harus terus dimanfaatkan melalui penciptaan kreatifitas perajin dalam mengembangkan motif modern yang selaras dengan kebutuhan pasar.

“Salah satu motif khas batik tulis Pacitan adalah buah mengkudu dipadukan dengan motif daun-daunan. Dan sekarang oleh perajin dikreasikan dalam motif-motif bercorak modern tanpa mengurangi identitas lokal Pacitan. Saya optimistis inovasi kreatif dan unik ini akan terus menembus pasar ekspor bahkan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal,” jelas putra kedua SBY Ini.

Ditambahkan Ibas, perhatian pemerintah bagi para perajin batik khas Pacitan juga bisa dalam bentuk apresiasi melalui ajang promosi dan pemberian penghargaan. Tahun 2005 motif batik khas pace telah mengukir sejarah melalui Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai batik terpanjang yaitu 200 meter. Pada awal tahun 2011 Batik Tulis Pacitan dikukuhkan sebagai produk unggulan daerah pendekatan One Village One Product (OVOP).

“Untuk sukses menembus pasar memang dibutuhkan inovasi dan kretifitas, baik dari segi motif maupun konsep warna. Jadi, motif parang, bledak, sidoluhur dan semacamnya perlu diselaraskan lagi dengan kebutuhan pasar yang terus dinamis,” kata Ibas menguraikan.

Menurut Ibas, motif-motif yang bernuansa Pacitan masih banyak yang bisa diekplorasi oleh para perajin. “Bisa saja mengadopsi motif wayang beber khas Kabupaten Pacitan  yang populer dengan rangkaian cerita dalam karya lukis wayang beber.  Motif bertema wayang jika dipadukan dengan warna-warna modern tentu bisa menarik bagi pasar,” ujar Ibas.

Untuk itu, Ibas berharap, pemerintah terus memperluas kesempatan berusaha bagi masyarakat dengan memperbanyak penyaluran program permodalan dan pendampingan untuk membuka peluang pemasaran baik nasional maupun di pasar ekspor.

“Campur tangan pemerintah akan terus dibutuhkan agar komunitas perajin dan pelaku usaha batik tulis di Pacitan terus terpacu untuk berkarya. Saya contohkan kreasi batik saji Pacitan yang akhir-akhir ini semakin dikenal dan mendapat banyak apresiasi karena keunikannya. Tentu ini perlu diwadahi pemerintah melalui program pemberdayaan agar menjadi sumber inspirasi bagi perajin-perajin batik tulis lainnya,” pungkasnya. (RAPP002)