Ini Alasan Batik Saji Pacitan Semakin Mendunia

oleh -26 Dilihat
Salah satu motif batik saji Pacitan. (Foto : batiksaji.blogspot.com)
Salah satu motif batik saji Pacitan. (Foto : batiksaji.blogspot.com)
Salah satu motif batik saji Pacitan. (Foto : batiksaji.blogspot.com)
Salah satu motif batik saji Pacitan. (Foto : batiksaji.blogspot.com)

Pacitanku.com, PACITAN – Belakangan ini, salah satu potensi asli Pacitan, yakni batik saji Pacitan mendapat apresiasi dengan segara dipatenkan oleh tim dari kampus Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Batik Saji Pacitan adalah batik yang dikelola oleh seseorang perempuan bernama Saji. Perajin batik yang mewarisi tradisi membatik dari leluhurnya itu, kini berupaya memasukkan unsur-unsur baru dalam teknik membatik, khususnya dalam pewarnaan.

Sementara tradisi membatik di masyarakat Pacitan sudah berlangsung turun-temurun sejak beberapa generasi. Hingga kini, masih banyak yang membatik dengan pola-pola klasik tradisional, seperti motif parang, bledak, sidoluhur dan semacamnya.

Kemudian Saji bersama suaminya Samuri, mulai 1990 membuat rintisan batik Pacitan dengan kreasi-kreasi baru yang disebut Batik Saji. Produk batik tulis dengan nama sesuai nama Saji itu, tidak banyak berbeda dengan batik tradisional Pacitan pada umumnya. Namun konsep pewarnaan yang lebih beragam dan cemerlang, menjadikan karya seni “Batik Saji” khas Pacitan lebih modern.

Motif yang dikengembangkan tersebut sebenarnya masih dapat lebih bernuansa Pacitan jika mengadopsi motif wayang beber. Sebab, Pacitan dimasa lalu sangat populer dengan karya lukis wayang beber yang di dalamnya kaya dengan motif bertema wayang

Saat ini, Saji bersama suaminya, Samuri yang mempekerjakan 62 orang perajin, tidak hanya membuat batik untuk kain ibu-ibu di wilayah Pacitan, tetapi lebih banyak untuk bahan baju batik. Pangsa pasar “Batik Saji” pun tidak sebatas Jawa Timur dan Jawa Tengah, namun merambah Ibukota Jakarta dan luar Jawa, seperti Bali dan Kalimantan.

Kini, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS akan mengupayakan untuk membantu perajin batik di Pacitan mematenkan formulasi warna alam yang diproduksi perajin di daerah itu. Hal itu disampaikan oleh peneliti LPPM UNS Sarah Rum Handayani, salah satu perajin yang didampingi UNS yakni Batik Saji yang mengembangkan bahan pewarna alam untuk warna batiknya.

Seperti diketahui, beberapa bahan pewarna alam yang digunakan perajin diantaranya yakni kulit kayu mahoni, kayu tegeran, akar pace, tawas, biji-bijian mlinjo, daun mangga, saren kapur, sarem tunjung, bunga jambe, bunga pisang, buah biksa, buah joho atau jolawe, buah talok, ketapang dan sebagainya.

Kini Batik Saji asli buah karya warga Pacitan tersebut semakin mendunia dengan rencana paten produksi. Tentu dengan hal tersebut semakin meningkatkan investasi industri batik di Pacitan.

Redaktur : Dwi Purnawan