Pacitanku.com, MALANG – Kontingen Kabupaten Pacitan terus menunjukkan taringnya dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur 2025 yang berlangsung di Malang Raya.
Hingga Selasa (1/7) sore, Pacitan berhasil mengumpulkan 19 medali, dengan tambahan tiga medali perak yang signifikan pada hari tersebut.
Total perolehan sementara medali Pacitan kini menjadi 10 emas, 6 perak, dan 3 perunggu, mendekatkan mereka pada target 27 medali.
Yang menarik adalah perolehan medali hari ini datang dari cabang olahraga menembak, yang berhasil menyumbangkan dua medali perak.
Salah satu medali perak diraih oleh tim beregu putri, sementara satu perak lainnya dipersembahkan di nomor tunggal putri.
Sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pacitan, Kukuh Santoso, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian ini.
“Kami sangat bangga dengan perolehan medali hari ini, terutama di cabor menembak,” ujar Kukuh.
Dia secara khusus menyoroti perjuangan gigih atlet menembak putri yang berhasil meraih perak di nomor beregu, meskipun menghadapi tantangan besar.
Tim tersebut hanya memiliki satu senapan dan terpaksa meminjam senapan dari kontingen lain untuk dapat bertanding.
“Alhamdulillah dipinjami dan berhasil meraih medali perak,” tambah Kukuh penuh syukur.
Atlet-atlet yang menyumbangkan medali perak dari cabor menembak adalah Zalfa Nurrahmah Agustina di kelas 10M Air Rifle Women, serta Zalfa Nurrahmah Agustina dan Qurrota A’yuni Cahya di kelas 10M Air Rifle Women Team.
Pelatih menembak Pacitan, Arianto Sastro, yang juga merupakan juara nasional menembak, mengungkapkan perasaannya.
“Tentunya perasaan saya senang dan bangga. Sekelas Pacitan yang notabene peralatan minim dan tidak punya senjata, masih bisa tampil dan mempersembahkan medali,” ucap Arianto.
Ia menegaskan bahwa pencapaian ini bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari proses panjang dan evaluasi berkelanjutan.
“Hal tersebut tentunya bukan karena kebetulan, tapi melalui proses yang panjang. Kami buat program sedemikian rupa, baik program jangka panjang maupun jangka pendek, dan terus-menerus selalu kami evaluasi,” jelas Arianto.
Baca juga: Pacitan Kumpulkan 19 Medali di Porprov IX Jatim 2025, Tiga Tambahan dari Menembak dan Panahan
Arianto juga menyoroti tantangan berat yang dihadapi timnya, selain masalah peralatan dan teknik, yaitu persiapan mental.
“Kami tahu sendiri untuk cabor menembak ini, rival terberat adalah kota/kabupaten besar seperti Surabaya, Sidoarjo, dan Malang Raya, karena mereka pasti persiapan lebih matang dan didukung fasilitas yang memadai,” imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa aturan baru Porprov yang membatasi usia peserta maksimal 23 tahun dan memperbolehkan atlet Puslatda/Pelatnas yang belum juara PON atau SEA Games untuk berpartisipasi, juga menjadi tantangan.
“Sedangkan kami rata-rata membawa anak-anak sekolah SMP dan SMA,” kata Arianto.
Meskipun demikian, Arianto menegaskan bahwa tantangan tersebut tidak menyurutkan semangat timnya.
“Hal itu tidak membuat kami patah semangat begitu saja, tapi justru membuat semangat untuk menunjukkan bahwa kami juga bisa bersaing,” tegasnya.
Sebagai evaluasi, Arianto menyoroti tiga poin penting: peningkatan pembinaan yang diiringi fasilitas menunjang, peningkatan ketahanan fisik atlet yang masih di bawah standar karena keterbatasan waktu (mengingat mereka rata-rata masih usia sekolah), serta perlunya peningkatan disiplin dan pembentukan mental karakter yang bagus.
“Harapan kami setelah gelaran Porprov ini adalah, kita semua tahu ke depan pastinya sudah tidak mudah lagi bersaing. Karena semua kontingen tentunya juga mengevaluasi masing-masing tentang apa kekurangan masing-masing. Peta kekuatan juga pastinya sudah berubah nantinya karena mereka juga mengukur kekuatan masing-masing kabupaten/kota,”pungkas Arianto.
Sementara itu, dari cabor panahan, medali perak juga berhasil diraih oleh Nirwasitha Alzeena dan Wafiqurrohman Fala di nomor Aduan Mix Team Divisi Nasional.
Perolehan medali ini semakin memperkuat posisi Kabupaten Pacitan dalam ajang olahraga bergengsi tingkat provinsi ini.